Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Selandia Baru John Key melakukan inspeksi pasukan Parade Nusantara yang membawa panji-panji provinsi se-Indonesia saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, 18 Juli 2016. Jokowi menerapkan tradisi baru untuk menyambut tamu negara dengan parade pasukan nusantara yang mengenakan pakaian prajurit keraton nusantara dari pelataran Monumen Nasional, pengawalan pasukan berkuda, penyambutan 200 anak SMP dan SMA yang mengibarkan bendera RI dan Selandia Baru, kemudian dilanjutkan upacara kenegaraan dan inspeksi pasukan. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan upacara menyambut tamu negara merupakan upaya pemerintah menghormati kedatangan tamu.
Menurut dia, penyambutan tamu negara kali ini, yaitu Perdana Menteri Selandia Baru John Key, berlangsung lebih panjang dibanding sebelumnya. "Mulai hari ini kami menyambut tamu negara dari Monumen Nasional," kata Pratikno di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 18 Juli 2016.
Biasanya penyambutan tamu negara dimulai dari pintu utama Istana Merdeka. Sebelumnya, tidak ada iring-iringan Pasukan Pengamanan Presiden yang berkuda. Begitu juga dengan pengawalan pasukan Nusantara yang mengenakan pakaian tradisional.
Pratikno menyebut upacara penyambutan akan menjadi tradisi istana ke depannya. Tujuannya agar masyarakat bisa ikut menikmati kehadiran tamu negara.
Menurut dia, penyambutan tamu negara lumrah dilakukan di negara-negara lain. "Ini ide Presiden. Ia ingin ada suasana gembira di istana. Masa di istana adanya demo," ucapnya.
Kedatangan PM John Key ke Istana Merdeka disambut meriah. Key yang datang bersama istrinya Bronagh Key datang dengan diiringi pasukan berkuda dan lagu dari kelompok marching band.
Begitu memasuki halaman Istana Merdeka, puluhan pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas menyambut sambil mengibarkan bendera Indonesia dan Selandia Baru berukuran kecil.
Presiden Joko Widodo yang mengenakan setelan kemeja biru tua menyambut kedatangan Key. Ikut mendampingi Presiden, Ibu Negara Iriana Widodo yang memilih kebaya jingga sebagai pakaian resmi.
Pratikno menambahkan, upacara tamu negara tidak menambahkan anggaran keuangan Istana. Ia beralasan sumber daya yang dipakai berasal dari internal istana kepresidenan, seperti kelompok marching band. "Tidak signifikan peningkatannya," katanya tanpa menyebutkan nominal.