TEMPO.CO, Dompu - Seorang laki-laki bertato yang diketahui bernama Muslimin, 25 tahun, dilumpuhkan dengan cara ditembak di bagian kaki saat hendak ditangkap aparat Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin, 18 Juli 2016.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Dompu Ajun Komisaris Priyo Suhartono menjelaskan, saat itu Muslim, yang sedang mengendarai sepeda motor Yamaha Mio tanpa memakai helm, hendak dihentikan. Dia melintas di depan Kantor Satuan Lalu Lintas yang terletak di samping Markas Polres Dompu.
Muslim terlihat panik. Warga Dusun Oi Lanco, Desa Tolotangga, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, itu hendak mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Polisi segera merampas tas Muslim. Setelah diperiksa, ternyata tas tersebut berisi sepucuk pistol rakitan yang sudah diisi peluru. “Kami khawatir dia bermaksud menembak anggota Satlantas yang menghentikannya,” kata Priyo kepada wartawan, Senin ini.
Muslim sempat mempertahankan tasnya saat akan diambil polisi. Lelaki itu bahkan sudah memasukkan tangannya ke tas dan menolak menyerahkannya kepada polisi. Selain pistol rakitan, ditemukan sejumlah barang. Di antaranya kunci-T, baju baru, serta dompet yang berisi uang Rp 2 juta. “Sebelum terlambat, yang juga bisa membahayakan nyawa anggota kami, tas segera kami sita,” ujar Priyo.
Dalam pemeriksaan polisi, lelaki kelahiran 1990 itu mengaku melakukan pencurian dengan kekerasan. Sasaran utamanya adalah kendaraan bermotor. Di Dompu, Muslim berhasil menggondol sepeda motor Yamaha Vixion berwarna putih yang dijual seharga Rp 5 juta. Aksi serupa ia lakukan di tiga lokasi di Kota Bima.
Priyo mengatakan Muslim sudah ditetapkan sebagai tersangka pencurian dengan kekerasan dan pencurian kendaraan bermotor. Dia dijerat dengan pasal 363 KUHP dan Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951. Ancaman hukumannya berupa pidana penjara selama 10 tahun dan 6 tahun. “Pemeriksaan masih terus kami kembangkan karena tidak tertutup kemungkinan dia punya jaringan kejahatan yang lebih luas dan terorganisasi.”