DPR Desak Pemerintah Terbitkan Travel Working ke Filipina  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 27 Juni 2016 12:09 WIB

ABS korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf disambut keluarganya jelang penyerahan di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 13 Mei 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat T.B. Hassanudin menyatakan pemerintah perlu mengeluarkan travel warning atau larangan bekerja untuk warga negara Indonesia yang ingin ke Filipina. Larangan ini terkait dengan penyanderaan 13 WNI di perairan Filipina.

"Kalau hanya travel warning, enggak efektif. Mereka bukan turis, tapi pekerja. Jadi seharusnya terbitkan travel working," tuutr Hassanudin, yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Juni 2016.

Menurut dia, ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah. Pertama, kata dia, Kementerian Perhubungan harus membentuk zona rawan dan berkoordinasi dengan TNI untuk proteksi. "Dilakukan patroli selama pelintasan," ujarnya.

Saat melintasi zona rawan tersebut, nakhoda perlu melaporkan posisi berangkat, perjalanan hingga sampai tujuan. Selain itu, TNI AL harus menyiapkan bahan bakar untuk pengawalan. "Berbicara pengamanan harus bicara anggaran. Mahal juga kalau harus bebaskan sandera," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta pemerintah menerbitkan warning menyusul penyanderaan tujuh anak buah kapal asal Indonesia di perairan Filipina. Sikap tersebut perlu diambil karena kasus itu bukan yang pertama kali terjadi. "Seharusnya tidak boleh masuk lubang yang sama," katanya.

Tujuh ABK kapal tongkang Charles asal Indonesia diduga diculik kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Filipina. Kabar ini datang dari Megawati Ahmad, istri salah satu ABK yang bernama Ismail. Kapal Charles berlayar ke Filipina pada awal Juni 2016 membawa muatan batu bara dan 13 awak.

ARKHELAUS WISNU

BACA JUGA
Ruhut Sitompul: Ahok Pilih Independen, Persaingan Sempurna
Ahok Curigai Mafia, DKI Beli Tanah Rp 648 M Punya Sendiri




Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

9 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

3 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

4 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

5 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya