Vaksin Palsu Tak Ditemukan di Purwakarta  

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 26 Juni 2016 10:44 WIB

Petugas kesehatan menyiapkan tenda saat akan menyisihkan unggas di pasar grosir, setelah ditemukannya virus flu burung di Hong Kong, 7 Juni 2016. Flu Burung dapat menular kepada manusia. REUTERS/Bobby Yip

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa daerahnya bebas dari peredaran vaksin palsu. "Saya sudah mengecek langsung ke puskesmas-puskesmas bersama petugas Dinas Kesehatan Purwakarta, hasilnya clear," kata Dedi kepada Tempo, Ahad, 26 Juni 2016.

Dedi mengatakan tidak mau kecolongan atas beredarnya vaksin palsu seperti yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat. "Sebab, jika kecolongan, risikonya nyawa pemakai," ujarnya.

Meski menyatakan aman, Dedi meminta warga Purwakarta lebih waspada atas peredaran vaksin palsu tersebut, baik ketika membeli di apotek, Puskesmas, ataupun rumah sakit. "Minta jaminan dulu kepada apoteker atau dokternya," tuturnya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Deni Darmawan mengatakan, sejak awal, Dinas sudah berupaya mengontrol ketat kemungkinan vaksin palsu beredar. "Sistem jaringan kontrol kami sudah terkoneksi dengan semua produsen obat-obatan yang memiliki kualifikasi yang sangat baik," Deni memberikan alasan.

Peredaran vaksin yang diduga palsu terungkap ketika tim Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menangkap sepuluh tersangka pemalsu dan pengedar di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat beberapa waktu lalu. (Baca: Kapolri Menduga Vaksin Palsu Menyebar ke Seluruh Daerah)

Dari hasil pemeriksaan sementara, komplotan pengedar vaksin bodong tersebut mengaku sudah memproduksinya sejak 2003. Mereka meracik dengan bahan cairan infus dicampur vaksin tetanus. "Dikemas mirip dengan yang asli lalu didistribusikan," ucap Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Agung Setya di Jakarta, Kamis, 23 Juni.

Menurut Agung, pelaku membuat satu paket vaksin palsu dengan biaya Rp 150 ribu dan dijual Rp 250 ribu. Padahal, dia menjelaskan, harga vaksin asli Rp 800-900 ribu per paket.

Baca: BIN Sebut Vaksin Palsu Belum Jadi Ancaman Nasional

NANANG SUTISNA


Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Tempat Wisata Instagramable di Purwakarta

6 hari lalu

10 Rekomendasi Tempat Wisata Instagramable di Purwakarta

Akhir pekan, Anda bisa mengunjungi wisata di Purwakarta yang memiliki wisata alam indah. Berikut tempat wisata di Purwakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

19 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

36 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

37 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya