Antisipasi Hujan Lebat, BNPB Siapkan Tim Reaksi Cepat

Reporter

Sabtu, 18 Juni 2016 20:21 WIB

Seorang warga melihat truk yang terjebak banjir di jalan raya Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan Tim Reaksi Cepat yang akan digerakkan dalam waktu kurang dari 24 jam. "Tujuannya untuk memperkuat BPBD yang wilayahnya terkena bencana. Tentu kami melihat dampak dan skala bencana yang ada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, BNPB, Sabtu, 18 Juni 2016.

Langkah itu dilakukan setelah muncul peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia selama tiga hari ke depan.

Menurut Sutopo, pihaknya telah meneruskan peringatan dini itu kepada seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berpotensi banjir, longsor, puting beliung, dan gelombang pasang.

BNPB menginstruksikan BPBD agar dapat mengkoordinir potensi yang ada di daerahnya masing-masing sehingga bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan memberitahukan kepada masyarakat. Selain itu, BNPB juga meminta agar logistik dan peralatan keselamatan bencana yang dimiliki BPBD dapat digunakan untuk penanganan darurat.

Sutopo mengatakan cuaca dan musim, khususnya di Indonesia, sudah semakin tidak menentu dan sulit diprediksi. Curah hujan dengan intensitas tinggi makin sering terjadi, sehingga banjir, longsor dan puting beliung makin meningkat.

Saat ini, kata Sutopo, sebagian besar wilayah Indonesia seharusnya memasuki awal musim kemarau. Pertengahan bulan Juni umumnya sudah kemarau. "Namun saat ini, hujan berintensitas tinggi masih sering turun," katanya.

Menurut Sutopo, salah satu penyebab cuaca dan iklim yang tidak menentu di Indonesia adalah adanya fenomena La Nina. Diperkirakan serangan La Nina baru terdeteksi pada Juli hingga September 2016, sehingga berimbas pada meningkatnya hujan selama musim kemarau.

Pada musim kemarau tahun ini, akan menjadi musim kemarau basah, artinya selama musim kemarau curah hujan masih sering terjadi. Badai ini, kata Sutopo, akan membawa dampak positif dan negatif dari fenomena La Nina tesebut.

Adapun dampak positifnya, La Nina dapat menekan risiko kekeringan dan kebakaran hutan. Selain itu, akan ada peningkatan produktivitas pertanian, seperti padi, jagung, dan palawija. "Hal ini terjadi karena pasokan air tetap tersedia," kata Sutopo.

Selain itu, produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air tidak akan bermasalah mengingat debit sungai dan hujan masih cukup memasok waduk, danau, dan bendungan.

La Nina dapat berpotensi banjir, longsor, dan puting beliung akan tetap tinggi selama kemarau. "Pertanian khususnya tembakau dan bawang merah akan terdampak akibat hujan selama musim kemarau," ujar Sutopo.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

28 hari lalu

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

Tim Tagana Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kesulitan melakukan evakuasi korban bencana banjir yang menerjang enam desa tadi malam.

Baca Selengkapnya

UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

20 Desember 2023

UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

UAV Wing Loong-2H yang dikembangkan secara independen oleh Cina, dikerahkan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan darurat pasca-gempa bumi di Gansu

Baca Selengkapnya

Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

27 April 2023

Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

Tempat evakuasi korban bencana sementara di Padang, Sumbar, rusak. Di Kepulauan Mentawai, warga kelimpungan mencari tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

23 November 2022

Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur Atep Hermawan Permana menjelaskan jasad korban dikeluarkan dari lubang beton dan langsung dibawa ke RSUD Sayang.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ton Bantuan Logistik Dikirim ke Mamuju Lewat Jalur Laut

16 Januari 2021

Ratusan Ton Bantuan Logistik Dikirim ke Mamuju Lewat Jalur Laut

TNI AL telah mengirim ratusan ton bantuan logistik ke Mamuju, Sulawesi Barat menggunakan Kapal Perang KRI Teluk Ende - 517.

Baca Selengkapnya

Cerita Evakuasi Korban Banjir Bekasi, Tanpa Bantuan 36 Jam

3 Januari 2020

Cerita Evakuasi Korban Banjir Bekasi, Tanpa Bantuan 36 Jam

Korban Banjir di Jalan Juanda, Margahayu, Kota Bekasi tak mendapat bantuan 36 jam. Bertahan di tengah banjir yang mengepung kediaman mereka.

Baca Selengkapnya

Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten

24 Desember 2018

Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten

Tim evakuasi menerima informasi bahwa masih banyak korban tsunami Banten yang belum ditemukan.

Baca Selengkapnya

Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

12 Oktober 2018

Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

Sarmin sudah datang ke Palu sejak H+4 gempa Palu untuk membantu proses evakuasi korban gempa dan membuka jalur evakuasi.

Baca Selengkapnya

Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

11 Oktober 2018

Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

Proses evakuasi korban gempa Palu akan dihentikan sore ini seiring dengan berakhirnya masa tanggap darurat bencana.

Baca Selengkapnya

Harapan Keluarga Korban di Hari Terakhir Tanggap Darurat Palu

11 Oktober 2018

Harapan Keluarga Korban di Hari Terakhir Tanggap Darurat Palu

Evakuasi korban gempa Palu direncanakan dihentikan sore ini seiring berakhirnya masa tanggap darurat bencana.

Baca Selengkapnya