Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan enggan menanggapi banyak perihal anggaran pagu di kementeriannya pada 2017 menurun menjadi sekitar Rp 38 triliun. "Baru pagu, kami memang membutuhkan dana yang cukup, kami lihat yang mana nanti," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016.
Menurut Anies, penurunan pagu indikatif yang cukup tinggi pada 2017 sebagai upaya mendukung penghematan di pemerintah. Ia memberi catatan bahwa anggaran akan tetap sebesar 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Namun pada prakteknya nanti ada dua mekanisme pengalokasian anggaran.
Anies menyebutkan dana bisa disalurkan langsung melalui dua jalur, yaitu Kemendikbud dan pemerintah daerah. Ia menilai apabila dana disalurkan melalui kementeriannya maka pengawasan akan lebih mudah dengan bagian inspektorat yang dimiliki. Namun jika penyaluran melewati pemerintah daerah, pihaknya akan menyiapkan petunjuk teknis untuk pengalokasiannya. "Supaya dana dialokasikan tepat," katanya.
Sedangkan anggota Komisi X DPR, Surahman Hidayat, kecewa dengan penurunan pagu tersebut. Ia memberikan pesan kepada Kemendikbud agar penurunan tidak berdampak pada berkurangnya kualitas guru dan siswa. "Walaupun turun, jangan terlalu drastis," katanya.
Dalam waktu singkat, Kemendikbud mengalami penurunan anggaran. Pada APBN 2016, anggaran Kemendikbud mencapai Rp 49,2 triliun. Namun pada APBNP 2016, jumlah itu turun menjadi Rp 42,2 triliun. Bahkan pagu indikatif untuk 2017 diperkirakan sekitar Rp 38 triliun.
Surahman menilai setiap tahun pasti ada pengurangan guru akibat pensiun. Sedangkan setiap tahun pula ada peningkatan siswa didik baru. Ia menekankan agar Kemendikbud mempertimbangkan kondisi tersebut. Menurut dia, Kemendikbud perlu menambah jumlah guru pada 2017.