TEMPO Interaktif, Purwakarta: Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Purwakarta beserta organisasi-oragansiasi massa Islam mengecam pernyataan Abdurrahhman Wahid alias Gus Dur yang mengatakan bahwa Al Quran kitab suci paling porno di antara kitab suci lainnya.Menurut Otoillah Mustari, Ketua MUI Kabupaten Purwakarta, pernyataan Gus Dur itu melukai perasaan umat Islam. Gus Dur melontarkan kata-kata tersebut saat menjadi pembicara di forum dialog bertajuk pluralisme di Purwakarta pada Selasa lalu.Otoillah menjelaskan, Gus Dur salah dalam menafsirkan ayat Al Quran yang dinilainya mengandung arti porno dengan menggunakan logika berpikir pribadinya. "Gus Dur itu memang orang pinter, tapi tidak bener," katanya.Adapun Kiai Abdullah Joban, Ketua Forum Ulama Indonesia Kabupaten Purwakarta, menyerukan Gus Dur meminta maaf karena melakukan penodaan terhadap kitab sucinya sendiri.Joban tidak merinci penafsiran Gus Dur atas Al RQuran tersebut.Dari Cirebon forum ulama setempat mendesak kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama. Pernyataan itu dikemukakan di kantor Fahmina Institute, Rabu. Hadir anara lain wakil dari Garda Bangsa dan gerakan Pemuda Anshor. "Kami mendesak aparat penegak hukum bertindak tegas," kata H. Luthfi Hakim dari Pesantren Buntet.Permintaan ini juga dipicu kasus pengusiran Gus Dur dari pertemuan di Purwakarta dan aksi penyegelan kantor Fahminta Institute, Minggu lalu. "Kami menghimbau masyarakat untuk mewaspadai gerakan apapun yang mengatasnamakan agama Islam namun ternyata gerakan tersebut justru menghancurkan Islam," pinta Luthfi.Nuruzzaman, wakil kaum muda dari Nahdlatul Ulama Cirebon meminta Forum Ukhuwah Islamiyah, Front Pembela Islam, dan Majelis Mujahidin Indonesia dibubarkan. Alasannya, gerakan mereka mengatasnamakan agama tetapi sebenarnya merusak aqidah. Ketua Forum Ukhuwah Islamiyah Wilayah III Cirebon, Prof. Dr. Salim Bajri, mengatakan pihaknya tidak akan meminta maaf terkait dengan aksi penyegelan kantor Fahmina. "Penyegelan kantor Fahmina merupakan tindakan perorangan, bukan atas nama institusi atau atas nama FUI," katanya.Menanggapi tuntutan pembubaran FUI, FPI dan MMI, Salim Bajri menyatakan yang lebih dahulu dibubarkan justru Fahmina. "Kalau kami dibubarkan silakan. Tapi kami akan membubarkan Fahmina terlebih dahulu," ujarnya.Nanang Sutisna | Ivansyah