Agus Widjojo: Rekomendasi Simposium Urusan Pemerintah  

Reporter

Rabu, 8 Juni 2016 05:07 WIB

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letnan Jenderal Purnawirawan Agus Widjojo di sela-sela Simposium Anti PKI di Balai Kartini Jakarta, 1 Juni 2016. TEMPO/Arkhe

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Agus Widjojo enggan berkomentar soal kelanjutan pembahasan simposium tragedi 1965. Menurut dia, baik hasil Simposium 1965 yang digelar di Hotel Aryaduta April lalu maupun Simposium Anti-PKI, sudah sepenuhnya hal ini menjadi pembicaraan internal pemerintah.

"Kan sudah selesai dan diserahkan kepada pemerintah," kata Agus seusai rapat di ruang Komisi Pertahanan DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Juni 2016.

Menurut Agus, sudah tak ada rembukan antara pihaknya sebagai panitia simposium pertama dan panitia simposium kedua, yang digagas purnawirawan TNI bersama sejumlah organisasi masyarakat. Agus mewakili panitia pengarah simposium bertajuk “Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan” hanya akan bertindak bila ada arahan dari Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Itu (rumusan rekomendasi) sudah jadi milik pemerintah, silakan pemerintah melihat dan menuangkannya dalam perumusan sebuah kebijakan," tuturnya.

Dalam perumusan tersebut, kata Agus, hanya pemerintah yang punya kewenangan menentukan hasil akhir. "Pemerintah juga yang tahu apakah kebijakan itu bisa dilaksanakan atau tidak."

Pemerintah, tutur Agus, dalam hal ini Presiden Joko Widodo, bergerak melalui Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut sudah membenarkan pemerintah menampung sembilan butir rekomendasi hasil simposium anti-PKI yang digelar 1-2 Juni lalu. Rekomendasi itu akan dibahas bersama rekomendasi Simposium 1965 di Hotel Aryaduta sebelum disodorkan ke Jokowi.

"Semua diserahkan, kalau sesuai dengan garis pemerintahan, dan tiga ketentuan tadi, pastilah dalam koridor itu (disetujui)," kata Luhut di kantornya, 3 Juni 2016.

Tiga ketentuan yang dimaksud Luhut adalah Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966, Tap MPR Nomor 1 Tahun 2003, dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1999.

YOHANES PASKALIS



Baca juga:
Teman Ahok Siap Galau? Ini 3 Pendorong Ahok Lari ke Partai
Pilkada DKI: Tiga Pemicu Ahok Bakal Kompromi dengan Partai


Advertising
Advertising

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Adhi Karya dan PP Dapat Proyek Infrastruktur Kereta Api di Filipina Rp9 T

13 Juli 2023

Adhi Karya dan PP Dapat Proyek Infrastruktur Kereta Api di Filipina Rp9 T

PT Adhi Karya dan PT PP, mendapat proyek infrastruktur kereta api di Filipina senilai Rp 9 triliun. Penandatanganan di depan Presiden Marcos Jr

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya