Rapat dengan DPR, Kejaksaan Minta Dana Tambahan  

Reporter

Senin, 6 Juni 2016 13:12 WIB

Jaksa Agung HM Prasetyo dalam paparannya saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 21 April 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Jaksa Agung H M. Prasetyo menyampaikan kejaksaan membutuhkan tambahan dana.

Menurut Prasetyo, anggaran kejaksaan saat ini sangat terbatas. Alokasi Rp 4,5 triliun dirasa tidak cukup untuk menunjang kinerja kejaksaan. Terlebih ada potongan Rp 162 miliar dalam rangka penghematan. Kejaksaan pun meminta tambahan dana Rp 310 miliar.

Prasetyo mencontohkan, masyarakat saat ini berharap kejaksaan segera mengeksekusi aset-aset Yayasan Supersemar. "Tapi terhambat masalah biaya," ujar dia di gedung DPR, Jakarta, Senin, 6 Juni 2016.

Anggaran yang terbatas meliputi pula biaya untuk mendukung kinerja dibentuknya Satuan Tugas Khusus Penanganan Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Korupsi (Satgasus P3TPK). Begitu pula untuk Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D), yang tidak dibubuhi anggaran tambahan.

Padahal, menurut Prasetyo, didirikannya TP4D mendapat respons positif dari kementerian/lembaga lain karena mendukung keberhasilan pembangunan di sektor semua lini. Saat ini, kata dia, banyak permintaan dari kementerian/lembaga agar jaksa melakukan pendampingan program pembangunan di daerah masing-masing. "Kami kewalahan," tuturnya.

Untuk tugas yang terkait dengan penegakan hukum terpadu, di mana Kejaksaan Agung menjadi elemen di dalamnya, seperti saat pemilu dan pilkada, juga tidak ada tambahan biaya.

Pemimpin sidang, Benny K. Harman, meminta Kejaksaan Agung menjelaskan dari mana asal-usul munculnya anggaran tersebut. "Jadi tolong dijelaskan hasil Kejagung butuh dana tambahan," tuturnya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

14 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya