Militan ISIS mengeluarkan video propaganda berdurasi 15 menit yang berisikan anak-anak melakukan latihan menembak. Dalam video ini terlihat sejumlah anak-anak berwajah Indonesia, Malaysia dan Filipina melakukan latihan menembak di kubu kelompok Hasakeh, Suriah. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Agus Rianto, mengatakan Unit Cyber Crime Bareskrim Polri masih terus mengidentifikasi data warga negara Indonesia dalam video propaganda ISIS yang marak beredar di media sosial. Ia mengaku yakin video tersebut bukan dibuat di Indonesia.
"Kami masih terus mengidentifikasi. Yang jelas, video tersebut bertujuan untuk propaganda," kata Agus di Mabes Polri Jakarta, Jumat, 20 Mei 2016.
Video propaganda ISIS beredar dengan menampilkan sejumlah anak-anak yang tengah berlatih perang dengan menggunakan senjata. Sebelumnya, dalam video itu juga terlihat seorang pria dewasa yang berbicara dengan bahasa Indonesia. Ia bahkan membakar paspor dan menyatakan sudah tidak lagi berkewarganegaraan Indonesia.
Agus mengatakan saat ini Polri juga tengah mengecek data di instansi terkait, mengingat sempat beberapa kali ditemukan sejumlah warga Indonesia yang berusaha keluar dari Indonesia menuju wilayah terdekat Suriah dengan tujuan bergabung dengan ISIS.
"Kami juga sedang mengecek. Kemarin kan ada WNI yang mau ke daerah dekat Suriah membawa anak-istrinya juga," katanya.
Sementara itu, untuk menghentikan peredaran video tersebut, Agus mengatakan, Polri sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. "Kami sudah mengajukan pemblokiran kemarin. Hari ini seharusnya sudah diblokir. Kami terus berkoordinasi," katanya.