Ini Alasan Soeharto dan Gus Dur Belum Jadi Pahlawan

Jumat, 20 Mei 2016 11:48 WIB

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Soeharto (TEMPO)

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Jimly Asshiddiqie mengatakan pengajuan usul nama mantan Presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk menerima gelar pahlawan sudah berulang kali. Namun pemerintah belum bisa menerima usul tersebut lantaran masih ada polemik atau pro-kontra terhadap dua sosok tersebut.

"Kami (Dewan Gelar) belum sampai menilai keduanya layak atau tidak layak. Keduanya baru masuk sebagai usulan tapi sudah ditolak," kata Jimly saat dihubungi, Kamis, 19 Mei 2016.

Meski gelar pahlawan merupakan hak prerogatif presiden, kata Jimly, nama yang diajukan harus disepakati sebagian besar warga negara. Toh, menurut mantan hakim konstitusi ini, Soeharto dan Gus Dur pasti akan jadi pahlawan nasional karena besarnya prestasi dan jasa mereka bagi negara. Penganugerahan gelar tersebut tinggal menunggu waktu yang tepat, tapi bukan dalam hitungan 1-2 tahun.

"Kuburan mereka masih basah istilahnya. Polemik soal keduanya masih keras di masyarakat. Negara tak mau bikin gaduh karena masih banyak urusan lain," ujar Jimly.

Jimly mengatakan negara tak bisa menampik adanya jasa besar Soeharto dan Gus Dur di samping segala kontroversi dan masalah yang melekat pada sosok tersebut. Menurut dia, negara juga harus memberikan pelajaran kepada masyarakat soal tradisi menghargai segala jasa meski tak mengesampingkan atau membiarkan masalah. "Soeharto itu bapak pembangunan dan Gus Dur orang yang menanamkan pluralitas," tutur Jimly.

Soeharto, yang memimpin Indonesia selama 32 tahun, memiliki catatan buruk dan berakhir dengan pengunduran dirinya. Dia dan kroninya diduga melakukan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menyebabkan kerugian negara. Sejumlah kelompok juga berkukuh Soeharto tak layak karena petunjuk Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998 yang memerintahkan proses hukum kepadanya.

Sedangkan Gus Dur memiliki banyak catatan positif soal pluralisme dan toleransi meski hanya memimpin negara selama dua tahun. Namun, pada periode yang sama, banyak muncul masalah dan kontroversi yang menyebabkan MPR menurunkan Gus Dur dari kursi jabatan presiden pada Juli 2001.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

4 jam lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Cek Kesiapan IKN Menjelang Upacara 17 Agustus, Basuki Tinjau Istana Kepresidenan hingga Reservoir

7 jam lalu

Cek Kesiapan IKN Menjelang Upacara 17 Agustus, Basuki Tinjau Istana Kepresidenan hingga Reservoir

Menteri Basuki tiba di area pembangunan reservoir IKN sekitar pukul 16.25 WITA.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

4 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

4 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Seputar Pertemuan Rabu Malam antara Prabowo, Gibran, dan Jokowi di Istana

11 hari lalu

Seputar Pertemuan Rabu Malam antara Prabowo, Gibran, dan Jokowi di Istana

Prabowo dan Gibran menemui Presiden Jokowi pada Rabu malam di Istana. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Istana Gyeongbokgung Buka Tur Malam Hari Mulai 8 Mei 2024

13 hari lalu

Istana Gyeongbokgung Buka Tur Malam Hari Mulai 8 Mei 2024

Setiap tahun tur malam hari Istana Gyeongbokgung dibuka dua kali, saat musim semi dan musim gugur

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

16 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

CEO Apple Tim Cook Temui Jokowi di Istana: Good Morning

19 hari lalu

CEO Apple Tim Cook Temui Jokowi di Istana: Good Morning

Tim Cook tiba di kawasan Istana sekitar pukul 08.55 WIB.

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

24 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya