Militan ISIS mengeluarkan video propaganda berdurasi 15 menit yang berisikan anak-anak melakukan latihan menembak. Dalam video ini terlihat sejumlah anak-anak berwajah Indonesia, Malaysia dan Filipina melakukan latihan menembak di kubu kelompok Hasakeh, Suriah. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, menyayangkan beredarnya video propaganda kelompok ISIS yang melibatkan anak-anak. Menurut dia, propaganda oleh kelompok radikal itu bertujuan memberi pengaruh untuk berpikir dan bertindak seperti mereka.
"Kami sangat menyesalkan adanya propaganda yang melibatkan anak-anak dalam tayangan-tayangan itu. Apalagi di Internet, apa pun bisa di-share," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 18 Mei 2016. "Siapa pun bisa memproduksi dan menjadikan dunia maya sebagai alat propaganda."
Beberapa waktu lalu beredar video propaganda berdurasi 2 menit 40 detik di media sosial. Video itu menampilkan sekitar 20 orang yang tengah berlatih perang di lapangan sambil menembakkan senjata laras panjang dan pendek.
Dalam video itu terlihat seorang pria dewasa yang berbicara dengan bahasa Indonesia. Ia bahkan membakar paspor dan menyatakan sudah tidak lagi berkewarganegaraan Indonesia.
Boy menyatakan unit Cyber Crime Polri kini sedang mencemarti dan mengusut siapa yang berada di balik pembuatan dan penyebaran video yang diduga kuat dibuat di Suriah itu. Tim tersebut juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir video tersebut.