Akibat Keracunan Ikan Buntal, 6 Orang Dirawat, 4 Meninggal  

Reporter

Senin, 9 Mei 2016 21:08 WIB

Ikan buntal. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Lumajang - Korban keracunan ikan buntal yang dirawat di rumah sakit bertambah. Sebanyak enam orang korban masih menjalani perawatan di RSUD dr Haryoto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin, 9 Mei 2016.

Camat Tempursari Narto mengatakan sebenarnya ada 12 warganya yang menjadi korban keracunan ikan buntal. Awalnya ada tiga orang yang dirujuk ke Rumah Sakit Lumajang. Satu orang kemudian meninggal dunia. Sebanyak empat orang yang sebelumnya dirawat di Puskesmas Tempursari juga dirujuk ke rumah sakit. "Saat ini yang masih dirawat di rumah sakit tinggal enam orang," kata Narto. Sementara itu, dua orang yang juga sempat dirawat di Puskesmas akhirnya dipulangkan dan menjalani rawat jalan saja.

Artinya, dari 12 orang yang menjadi korban keracunan, empat orang meninggal dunia, enam orang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan dua orang menjalani rawat jalan. Beberapa korban yang menjalani rawat inap di rumah sakit, kata Narto, saat ini sudah mulai membaik. Dia mengatakan Bupati Lumajang As'at sempat mengunjungi rumah korban meninggal dunia. Keluarga korban diminta sabar dalam menghadapi musibah tersebut.

Narto juga mengatakan pada Sabtu malam akhir pekan kemarin kebetulan ada pengajian di kecamatan yang juga dihadiri kepala desa di Kecamatan Tempursari. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi soal bahaya makan ikan buntal. "Lebih baik tidak mengolah ikan buntal untuk dijadikan masakan. Masih banyak ikan lain," katanya.

Di kalangan masyarakat setempat, kata Narto, masih ada anggapan bahwa ikan buntal, masih bisa dikonsumsi tapi harus dengan cara tertentu. "Bagi orang yang tahu cara mengolahnya, tidak menjadi masalah. Namun, bagi yang tidak bisa, berbahaya," ujarnya.

Adapun para korban yang menjalani perawatan di rumah sakit, kata Narto, tidak ditarik biaya alias gratis. "Bupati sudah menelepon rumah sakit. Dan rumah sakit sudah meminta agar dibuatkan surat keterangan tidak mampu (SKTM)," kata Narto.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat orang yang meninggal dunia akibat keracunan ikan buntal adalag Choirul Zikin (13 tahun), Dani Sukmana (11), Edi Eka Pratama (16), dan Choirul Huda (17). Kejadian itu bermula ketika enam orang anak berusia belasan tahun ini pergi memancing untuk mengisi liburan di Pantai Licin, Desa Lebak, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jumat kemarin, 6 Mei 2016.

Selain keempat anak tersebut, dua orang yang ikut memancing adalah Angga Anggita Pratama (17 tahun) dan Suprianto (17). Keenamnya merupakan warga Desa Purorejo dan Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari. Saat memancing, mereka berhasil menangkap ikan buntal dengan berat sekitar 8 kilogram. Anak-anak ini rupanya tidak tahu kalau ikan tersebut beracun sehingga dibawa pulang.

Sesampainya di rumah, ikan tersebut kemudian dimasak untuk dimakan bersama-sama. Pada Jumat sore, sejumlah anak-anak ini kemudian muntah-muntah hingga kemudian satu anak meninggal dunia. Pada Sabtu pagi, dilaporkan dua anak menyusul meninggal dunia. Dan pada Sabtu siang satu orang anak kembali meninggal dunia.

Direktur RSUD dr Haryoto, Indrayudi, mengatakan ikan buntal ini berbeda dengan ikan-ikan lain pada umumnya. Bila ikan lain membuang bakteri atau racun dari dalam tubuhnya, ikan buntal menyimpan bakteri atau racun di organ dalam tubuhnya, seperti limpa, tempat telur, dan empedu. "Belum ada penangkal atau penawarnya," kata Indrayudi.

Dia mengaku sangat kaget ketika tahu ternyata yang dikonsumsi pasiennya itu adalah ikan buntal karena tidak ada penangkal atau penawar racunnya. Selain itu, racun dalam ikan buntal sangat kuat. "Sianida kalah, bisa 20 kalinya sianida," kata Indrayudi.

Orang yang tubuhnya terkontaminasi racun ini dalam kadar tinggi, akan muntah, mencret, serta terjadi disfungsi otot pernapasan. Korban juga lemas. Ini berpengaruh pada organ pernapasan yang terganggu. "Artinya, ada gagal napas dan gagal jantung karena, selain menyerang otot pernapasan, otot jantung juga terserang," katanya.

DAVID PRIYASIDHARTA


Berita terkait

9 Tips Mengatasi Masalah Kesehatan saat Liburan dari Keracunan Makanan hingga Dehidrasi

2 hari lalu

9 Tips Mengatasi Masalah Kesehatan saat Liburan dari Keracunan Makanan hingga Dehidrasi

Ada kalanya saat liburan tidak berjalan sesuai rencana. Tidak hanya masalah akomodasi tapi juga masalah kesehatan. Simak tips berikut ini

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

9 hari lalu

Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul saat terjadi keracunan makanan dan cara untuk menghindari keracunan makanan

Baca Selengkapnya

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

10 hari lalu

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

Apa saja pertolongan pertama untuk keracunan makanan sebelum terlambat untuk diatasi?

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

14 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

16 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

36 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Amankah Makan Nasi Sisa yang Disimpan di Kulkas dan Dipanaskan Lagi?

59 hari lalu

Amankah Makan Nasi Sisa yang Disimpan di Kulkas dan Dipanaskan Lagi?

Saat ingin memakan nasi sisa, penting untuk memahami soal penyakit karena keracunan makanan. Berikut saran pakar soal nasi sisa.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

4 Februari 2024

Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

Polisi mengambil sampel sisa makanan yang diduga menjadi penyebab 14 orang keracunan makanan tersebut untuk diuji di laboratorium.

Baca Selengkapnya

Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

26 Januari 2024

Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

Pakar menyebut sebanyak 42 persen penyebab keracunan makanan di Indonesia pada 2019 adalah akibat cemaran bakteri. Ini yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya