TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Gunungkidul mengimbau nelayan dan warga yang bekerja sebagai anak buah kapal, tak memaksakan diri melaut atau menumpang kapal lain jika melintasi perairan di wilayah-wilayah rawan.
“Kami imbau jangan memaksakan diri dan berhati-hati, agar tidak masuk wilayah perairan rawan,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Agus Priyanto, Senin 2 Mei 2016.
Agus mengatakan dari 500-an nelayan Gunungkidul, yang sebagian besar hanya mengoperasikan kapal motor tempel, kemungkinan melaut ke perairan yang jauh seperti negara lain cenderung tak memungkinkan.
Namun sejumlah nelayan memang tak jarang ikut melaut lebih jauh, jika menggunakan kapal-kapal lebih besar. “Untuk nelayan di daerah Gunungkidul melaut dan bermalam dua sampai tiga hari, biasanya sudah kembali karena mereka tak bisa melaut jauh,” ujarnya.
Kepala Seksi Tangkap Ikan Dinas Kelautan Perikanan Gunungkidul, Turdiyono, mengatakab aktivitas nelayan masih dapat terlacak dan dapat dikontrol melalui izin operasi melaut, yang hanya ada di kawasan laut yang disebut area “573”. “Untuk nelayan masih bisa dilacak. Yang susah dilacak, jika ada anak buah kapal menumpang kapal asing yang merekrut mereka,” ujarnya.
Nelayan Gunungkidul, ujar Turdiyono, hanya dapat melaut paling jauh ke perairan wilayah Trenggalek, Jawa Timur dan wilayah Pangandaran Jawa Barat. “ Meski pun musim paceklik ikan. Nelayan cenderung mencari di titik-titik perairan biasa yang mereka bisa lalui. Belum pernah ada laporan nelayan ikut kapal asing melalut,” ujarnya.
Sebanyak sepuluh anak buah kapal warga negara Indonesia, yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf, disandera sejak April lalu, dan akhirnya dibebaskan Minggu 1 Mei 2016.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Gunungkidul, Rujimanto, menuturkan selama ini para warga yang nekat menjadi ABK pencari ikan di luar tanpa jalur resmi ada dan biasanya karena desakan ekonomi. "Kalau menjadi ABK lokal penghasilan memang relatif sedikit. Jadi beberapa memang nekat keluar cari yang lebih menjanjikan," kata Rujimanto. Para ABK itu, bisanya masuk melalui agen penyalur tak resmi, yang sulit dilacak pemerintah.
PRIBADI WICAKSONO
Berita terkait
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap
7 hari lalu
KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.
Baca SelengkapnyaTiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia
10 hari lalu
Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
11 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara
14 hari lalu
Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg
15 hari lalu
Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaWalhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN
21 hari lalu
Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
25 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi
33 hari lalu
Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR
43 hari lalu
Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
45 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca Selengkapnya