Fahri Hamzah: Saya Tidak Akan Bergabung dengan Demokrat

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Minggu, 24 April 2016 16:51 WIB

Fahri Hamzah dalam sesi konferensi pers kronologi pemecatan dirinya, di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, 8 April 2016. Tempo/Ghoida Rahmah

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus yang baru saja diberhentikan dari Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah, menegaskan tidak akan bergabung dengan Partai Demokrat, meski beberapa waktu lalu ia berbicara dengan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, di media center Dewan Perwakilan Rakyat. "Tidak mungkin saya bergabung. Waktu itu lagi jalan kebetulan ketemu," kata Fahri di Hotel Oasis, Senen, Jakarta, Minggu, 24 April 2016.

Fahri menambahkan, dia juga sudah lama tidak bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, walaupun bertetangga. Ia menuturkan ingin bertemu dengan SBY untuk membicarakan masalah nasional.

Menurut Fahri, selama kepemimpinan SBY dua periode, banyak kemajuan yang dialami Indonesia. Fahri menambahkan, sebelum pelantikan Presiden Joko Widodo, dia sudah sempat menyampaikan terima kasih kepada SBY. "Sebagai pribadi, minta maaf, saya tidak akan kritik lagi karena (SBY) sudah tidak bertugas," tuturnya.

Fahri menambahkan, selama SBY memimpin, dia keras mengkritik. Saat ini giliran Presiden Joko Widodo yang akan terus ia kritik. "Tidak boleh dipuji saat berkuasa, harus terus ditantang biar lebih baik. Itu tugas legislator," ucapnya.

Fahri telah dipecat dari keanggotaan PKS berdasarkan surat keputusan bernomor 463/SKEP/DPP-PKS/1437 pada 1 April 2016. Ia dianggap melanggar ketertiban partai. Dalam keterangan di laman resmi www.pks.or.id dijelaskan bahwa setidaknya ada beberapa kesalahan Fahri.

Pertama, Fahri menyebut anggota DPR “rada-rada bloon”. Sikapnya ini berujung dilaporkannya ia ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Kedua, mengatasnamakan DPR setuju membubarkan KPK. Ketiga, tanpa arahan partai, ia menyatakan pasang badan atas tujuh proyek DPR.

Fahri menyindir dengan menyebut pihak yang menolak revisi UU KPK sok pahlawan, padahal partainya menolak. Kelima, ia beranggapan nilai kenaikan tunjangan DPR kurang. Terakhir, ia membela Setya Novanto dalam kasus "Papa Minta Saham".

Tidak lama setelah Fahri dipecat, ruangan wartawan di gedung DPR tiba-tiba diramaikan kedatangan Fahri dan Syarief Hasan. Pertemuan tersebut terjadi pada Selasa, 19 April 2016.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

2 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

24 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Saat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara

59 hari lalu

Saat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara

Partai Gelora dan PKB 'disenggol' Grace Natalie PSI soal lonjakan suara dalam quick count sebuah lembaga survei. Apa kata Gelora dan PKB?

Baca Selengkapnya

Respons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara

3 Maret 2024

Respons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara

Partai Gelora menjadi sorotan selain PSI karena mengalami lonjakan suara dalam real count sementara KPU

Baca Selengkapnya

Fahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan

2 Maret 2024

Fahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold harus dihapuskan. Hal

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?

18 Februari 2024

Jika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?

Jika Prabowo-Gibran menang, pendukung utama seperti Habiburokhman, Grace Natalie, Bahlil, Zulhas, hingga Gus Miftah dan Raffi Ahmad bisa jadi menteri?

Baca Selengkapnya

Film Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024

12 Februari 2024

Film Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024

Bagaimana dugaan permainan aturan KPU untuk meloloskan Partai Gelora yang diulas di film Dirty Vote?

Baca Selengkapnya

Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka

1 Februari 2024

Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka

Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka

Baca Selengkapnya

HUT PDIP ke-51, Merunut Sejarah PDI Perjuangan Sejak 1927

10 Januari 2024

HUT PDIP ke-51, Merunut Sejarah PDI Perjuangan Sejak 1927

HUT PDIP ke-51 pada 10 Januari 2024. Meskipun lahir pada 1973, tetapi keberadaan partai politik PDI Perjuangan bisa dirunut sejak 1927.

Baca Selengkapnya