Jokowi Minta Proyek Hambalang Dikaji Secara Hati-hati

Reporter

Rabu, 30 Maret 2016 22:04 WIB

Kanan-kiri: Presiden Joko Widodo, Menpora Imam Nachrowi, Johan Budi, dan Menteri PU Basuki Adimulyono meninjau kondisi sejumlah bangunan wisma atlet yang terbengkalai di Desa Hambalang, Bogor, 18 Maret 2016. Proyek yang rencananya digunakan untuk para atlet ini terhenti akibat kasus korupsi Rp 1,2 Triliun. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden Joko Widodo meminta kementerian yang terkait dengan kelanjutan pembangunan proyek Hambalang agar melakukan kajian secara hati-hati.


Dalam rapat terbatas yang digelar hari ini, Presiden Jokowi mengatakan kajian perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk melanjutkan pembangunan proyek itu. Kajian perlu dilakukan dari aspek teknis, hukum dan finansial. Kajian harus diselesaikan sebelum pemerintah mengambil keputusan.

"Pada prinsipnya ada yang perlu dikaji, dipelajari secara hati-hati. Istilah beliau konservatif karena memang sejak awal ada beberapa hal yang belum beres," kata Pramono seusai rapat terbatas mengenai proyek Hambalang di Kantor Presiden, Rabu, 30 Maret 2016.

Beberapa hal yang belum beres, kata Pramomo, antara lain, Amdal yang belum dikeluarkan serta Izin Mendirikan Bangunan yang belum beres. Pramono mengatakan dalam rapat terbatas disampaikan bahwa IMB proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional itu hanya untuk tiga lantai. Tapi, bangunan mencapai enam lantai. Hingga saat ini anggaran yang dikeluarkan negara mencapai Rp 536 miliar.


Presiden Jokowi menugaskan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi untuk segera melakukan audit menyeluruh secara teknis.


Kajian dari aspek hukum juga dilakukan untuk memastikan proyek tidak terhambat. Hasil udit akan menjadi dasar apakah pemerintah memutuskan untuk melanjutkan proyek itu atau tidak. "Audit menyeluruh juga untuk menentukan mana aset yang bisa diselamatkan dan mana yang sudah tak bisa diselamatkan," ujar Pramono.


Saat mengunjungi proyek Hambalang pertengahan Maret lalu, Jokowi menegaskan pemerintah akan segera mengambil keputusan secepatnya terkait nasib proyek itu. Keputusan perlu diambil pemerintah karena proyek itu telah menghabiskan anggaran triliunan rupiah.


Advertising
Advertising

Pembangunan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional di Hambalang menggunakan anggaran 2010-2012. Proyek yang dibangun di atas tanah seluas 32 hektare itu mangkrak akibat kasus korupsi.


Korupsi di balik pembangunan proyek itu menyeret anggota DPR periode 2009-2014, Angeline Sondakh; politikus Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; serta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Saat ini ketiganya sedang menjalani hukuman.


ANANDA TERESIA

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

37 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya

Demokrat Kasihani Anas Urbaningrum, Sebut Jadi Korban Adu Domba Kubu Moeldoko dan PKN

13 April 2023

Demokrat Kasihani Anas Urbaningrum, Sebut Jadi Korban Adu Domba Kubu Moeldoko dan PKN

Politikus Demokrat Herman Khaeron menilai pidato Anas Urbaningrum lebih cenderung mengarahkan pada politik persahabatan, alih-alih politik permusuhan.

Baca Selengkapnya