Bibit Radikalisme dan Terorisme Tumbuh Subur di Yogya?  

Reporter

Jumat, 25 Maret 2016 17:50 WIB

Warga berhamburan setelah terjadi tembakan oleh teroris terhadap anggota kepolisian pada serangan di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Dok CCTV Pemprov DKI

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Muhaimin, menilai Yogyakarta merupakan lokasi subur bagi penyebaran paham radikalisme yang menjurus ke aksi terorisme. Selain itu sikap permisif warga Yogyakarta juga menjadi salah satu hal yang bisa membuka jalan bagi penyebar paham aliran keras untuk menyebarkan ajarannya.

"Sejarahnya panjang sejak zaman Presiden Soeharto. Di kampus-kampus mahasiswa dioperasi akhirnya membuat klaster-klaster diskusi pendidikan nilai dasar Islam, ada Usroh, berkembang lagi ada Komando Jihad, itu sebetulnya sebuah polarisasi persoalan-persoalan politik yang kemudian menjadi perlawanan kekerasan baik wacana maupun fisik," kata Muhaimin, Jumat, 25 Maret 2016.

Muhaimin melanjutkan, di Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, justru tumbuh organisasi-organisasi yang menjurus ke gerakan radikal, yang ujungnya melakukan aksi teror.

Belakangan, dalam pemberantasan terorisme, aparat keamanan masih melakukan tindakan pendekatan keamanan, bukan pendekatan yang bisa mencegah tindakan terorisme. "Dengan adanya rencana perubahan undang-undang terorisme, justru anggaran ditambah. Mindset-nya masih security approach, persoalan ideologi tidak selesai dengan pendekatan ini. Harusnya ada pendekatan yang lebih komprehensif," kata dia.

Sedangkan dari sisi pemberitaan aksi terorisme melalui media massa masih dinilai banyak yang kurang pas. Masih banyak berita yang memuat opini penulis atau medianya.

Willy Pramudya dari Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menilai, pemberitaan aksi terorisme banyak yang belum sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Datanya tidak akurat, pemberitaan yang hanya menonjolkan dramatisasi serta jauh dari hal mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. "Banyak yang masih menggunakan opini," kata dia.

Media massa, kata dia, malah ikut menyebarkan teror atau ketakutan jika tidak cerdas menyajikan berita. Mereka bisa menimbulkan kepanikan pemirsa atau pembaca berita.

Ketua Dewan Pers Yoseph Stanley Adi Prasetyo dalam acara "Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa dalam Meliput Isu Terorisme", Kamis, 24 Maret 2016 menyatakan, meskipun terduga terorisnya sudah tewas, namun justru pesannya disampaikan melalui hasil liputan media massa. "Ini justru menimbulkan kepanikan masyarakat," kata dia.

Ia mencontohkan, aksi terorisme di kawasan Thamrin dan Sarinah Jakarta beberapa waktu lalu. Media massa saling berlomba memberitakan dengan cepat. Namun informasi yang didapat dan disampaikan justru masih simpang siur dan kurang akurat karena tanpa konfirmasi dan verifikasi yang benar.

"Kalau di luar negeri justru yang di kantor itu yang muda-muda. Yang di lapangan justru yang sudah senior dan mempunyai jam liputan sangat tinggi," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

6 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

14 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

29 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

33 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

53 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

59 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya