MUI Minta Perguruan Tinggi Bentuk Pusat Kajian Halal  

Reporter

Kamis, 24 Maret 2016 19:48 WIB

Ketua MUI Dr. KH Maruf Amin, dan Sekretaris MUI, Asrorum Niam, saat konpers tentang Gafatar di Kantor MUI, Jakarta, 3 Februari 2016. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Surabaya – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong perguruan tinggi berpartisipasi mendirikan pusat kajian halal. Sebab, diskusi antara ulama dan akademisi atau ilmuwan sangat diperlukan dalam penentuan halal-haramnya suatu produk.

“Suatu produk halal atau tidak, ulama memberi hukum berdasarkan informasi dari ilmuwan atau peneliti,” tutur Ketua MUI KH Ma’ruf Amin seusai menghadiri acara peluncuran Pusat Kajian Halal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis, 24 Maret 2016.

Ma’ruf mengisahkan pengalamannya dalam menyatakan status kehalalan suatu makanan. Kala itu, sebagian ulama ribut soal apakah kepiting itu haram. Alasannya, kepiting hidup di dua alam. “Lalu, ada profesor ahli kepiting menjelaskan, ternyata kepiting tidak hidup di dua tempat. Dia hanya hidup di air dan bisa di darat karena dia punya kantong khusus. Jadi tidak haram,” tuturnya.

Pusat Kajian Halal di perguruan tinggi berperan dalam mewujudkan amanat perundang-undangan mengenai sertifikasi halal. Sertifikat tersebut sangat diperlukan sebagai persiapan penerapan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Pada Pasal 12 disebutkan pemerintah atau masyarakat diperbolehkan membentuk lembaga pemeriksa halal (LPH). “Kita diberi waktu 5 tahun sejak Undang-Undang itu disahkan. Jadi setidaknya tahun 2018 sudah diterapkan.”

Ma’ruf Amin mengatakan produk lokal yang sudah tersertifikasi baru 15 persen. Jika nanti Undang-Undang tersebut menjadi wajib, MUI mendorong jumlah produk halal bertambah menjadi 85 persen. “Sehingga harus banyak pusat kajian halal di Indonesia, termasuk pengawasan terhadap pembuat sertifikat halal. Salah satunya melalui perguruan tinggi.”

Pusat kajian halal ITS ini menjadi yang kedua di Jawa Timur setelah Universitas Brawijaya, di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS. “Pusat kajian halal ini tugasnya tidak hanya melakukan pemeriksaan dan atau pengujian kehalalan produk semata, tapi lebih luas dari itu,” kata Kepala LPPM ITS Adi Soeprijanto.

Yang tak kalah penting, menurut Adi, ialah penelitian-penelitian untuk mencari bahan alternatif sebagai pengganti bahan yang haram, baik untuk kebutuhan obat maupun makanan.

Pusat Kajian Halal ITS itu nantinya akan melayani kebutuhan masyarakat terkait dengan pemeriksaan prosedur untuk mendapat sertifikat halal dari MUI. Dalam waktu dekat, penelitian akan dilakukan terkait dengan bahan pengganti yang banyak digunakan masyarakat, tapi masih menjadi perdebatan dari sisi kehalalannya.

Contohnya, kapsul pembungkus obat yang hingga saat ini sebagian masih menggunakan gelatin babi. “Kami sedang melakukan penelitian untuk membuat kapsul dari bahan yang lebih halal, yakni rumput laut dan tumbuhan lidah buaya,” kata Ketua ITS Halal Center, Dr rer.nat Fredy Kurniawan.

Untuk melengkapi fasilitas laboratorium uji halal tersebut, pusat kajian halal mendapat kucuran dana dari APBN sekitar Rp 2,5 miliar, dari total Rp 24 miliar anggaran pusat penelitian bagi ITS. “Nanti akan perlahan-lahan dilengkapi alat-alat deteksi, splitting (pemisahan zat), dan lain-lain,” ujar Fredy.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

16 jam lalu

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

MUI ingin merawat tali silaturahmi dengan berbagai mitra kerja dan komponen bangsa

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

2 hari lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau kepada para pengusaha di bidang ternak ayam agar segera memenuhi standar sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

3 hari lalu

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

Zulhas menegaskan seluruh pengusaha harus siap atas target sertifikasi halal di Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tokoh Muslim AS Boikot Buka Puasa Gedung Putih

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Tokoh Muslim AS Boikot Buka Puasa Gedung Putih

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 3 April 2024 diawali oleh sejumlah tokoh Muslim Amerika Serikat menolak datang ke acara jamuan buka puasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

34 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Minta Sertifikasi Halal UMKM Ditunda

36 hari lalu

Menteri Teten Minta Sertifikasi Halal UMKM Ditunda

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penundaan sertifikasi halal UMKM ditunda.

Baca Selengkapnya

YKMI: Ramadan Momentum Kuatkan Aksi Boikot Produk Israel dan yang Terafiliasi

56 hari lalu

YKMI: Ramadan Momentum Kuatkan Aksi Boikot Produk Israel dan yang Terafiliasi

Fatwa MUI menyatakan wajib hukumnya bagi umat Islam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina, termasuk lewat donasi, zakat, infak atau sedekah

Baca Selengkapnya

Fatwa MUI Boikot Produk Israel Berlaku hingga Palestina Merdeka

56 hari lalu

Fatwa MUI Boikot Produk Israel Berlaku hingga Palestina Merdeka

Boikot bisa memperlemah kekuatan ekonomi Israel supaya berhenti menyerang Palestina.

Baca Selengkapnya

Teten Minta Permudah Sertifikasi Halal UMKM, Ada Jalur Hijau Makanan Berbahan Halal

9 Maret 2024

Teten Minta Permudah Sertifikasi Halal UMKM, Ada Jalur Hijau Makanan Berbahan Halal

Teten menyarankan masa penundaan atau kemudahan untuk pelaku usaha mendapatkan sertifikasi halal produknya.

Baca Selengkapnya