TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menewaskan enam anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam sebuah kontak senjata di Aceh Selatan. Sementara itu seorang anggota lainnya berhasil ditangkap hidup-hidup. Hal itu diungkapkan Wadan Satgaspen Koops TNI Mayor Inf. Ertoto di Banda Aceh, Jumat (12/4). Menurut Ertoto, pada Selasa (9/4) sekitar pukul 21.15 WIB pihaknya menugaskan 73 prajurit dari Tim Cakra Yonif 512, SGI dan Kodim 0107/Asel melaksanakan Operasi Gabungan. Pasukan yang dipimpin Kapten Inf. Lagan itu mengambil rute gerakan ke wilayah Kecamatan Kluet Utara dan Kluet Selatan, Aceh Selatan. Hari Jumat (12/4), pasukan itu tiba di Tanah Munggu Kluet Selatan. “Disinilah kita bertemu dengan serombongan pasukan GAM,” ujar Ertoto. Karena sudah berhadapan dalam jarak cukup dekat, kata Ertoto, kontak tembak tak bisa dielakkan. Usai tembak-menembak, aparat menemukan empat mayat GAM tanpa identitas di lokasi pertempuran. Sementara itu dari pihak TNI, katanya, tidak ada satupun pasukannya yang terluka. Selain itu aparat juga menemukan barang bukti di TKP berupa satu pucuk senjata M-16 A1, satu pistol FN45, 200 butir amunisi M-16 A1, tiga unit sepeda motor, satu set solar cell dan satu buah handy talky. “Anggota separatis bersenjata yang kewalahan menghadapi TNI akhirnya melarikan diri ke gunung. Kita terus melakukan pengejaran dan berhasil menangkap hidup-hidup seorang anggota GAM yang terluka,” ujar Ertoto. (Yuswardi A Suud-Tempo News Room)
Berita terkait
Cerita Mahasiswa Unri Dilaporkan ke Polisi Sama Rektornya Imbas Kritik UKT
34 detik lalu
Cerita Mahasiswa Unri Dilaporkan ke Polisi Sama Rektornya Imbas Kritik UKT
UKT mahasiwa Unri tahun naik dari 6 menjadi 12 kelompok. Imbasnya pembayaran UKT naik dua kali lipat.
Pakar Nilai Usul Revisi UU Kementerian Negara Kontradiktif dan Sarat Politis
15 menit lalu
Pakar Nilai Usul Revisi UU Kementerian Negara Kontradiktif dan Sarat Politis
APHTN-HAN mengusulkan revisi UU Kementerian Negara agar jumlah Kementerian mendatang mengakomodir kabinet selenajutnya. Diinilai kontradiktif dan sarat politis.