Bupati Kabupaten Bantaeng, Nurdin Abdullah. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Makassar - Sebelum menggandeng Heru Budi Hartono, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ternyata pernah mengajak Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah untuk berpasangan dengannya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang. Namun, Nurdin menolak tawaran tersebut.
"Dua minggu lalu, ada tim Ahok menemui saya. Tim Ahok meminta saya sebagai calon pendamping Ahok di pilgub DKI Jakarta. Tapi saya tolak secara halus," ujar Nurdin ketika ditemui seusai menghadiri pembukaan Musyawarah Wilayah PAN Sulawesi Selatan di Hotel Singgasana, Jalan Bontolempangan, Jumat 11 Maret 2016.
Menurut Nurdin, tawaran itu ditolak karena ia merasa belum cukup pas menjadi seorang calon wakil gubernur di DKI Jakarta. Ia merasa hanya kepala daerah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan.
"Saya bilang ke tim Ahok, saya ini Bupati Bantaeng. Bupati yang mengepalai daerah yang kecil di Sulawesi Selatan. Makanya saya minta ke mereka untuk dipikirkan," tutur Nurdin.
Nurdin mengaku kaget ketika tim Ahok menemuinya. Padahal ia merasa belum berbuat banyak bagi Kabupaten Bantaeng yang dipimpinnya. "Biarkanlah saya mengabdi dulu di Bantaeng,"ucapnya.
Namun ia tidak membantah akan turut ambil bagian pada pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan yang akan digelar pada 2018 mendatang. "Kalau survei saya bagus, saya akan ikut berkompetisi di pilgub Sulawesi Selatan. Sejauh ini sudah banyak tawaran dari partai politik tapi belum saya putuskan. Hingga waktunya tepat," katanya.
Nurdin juga belum memastikan apakah akan maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur. Menurutnya, survei menjadi rujukan apakah dirinya maju atau tidak. "Kita lihat survei lebih dulu. Kalau survei rendah buat apa maju. Sebaiknya jadi bupati saja," ujarnya.