Seorang perwira TNI mengambil gambar enam buah pesawat tempur Sukhoi 27 dan 30 yang terbang melintas saat Upacara Parade dan Defile dalam rangka Peringatan ke-65 Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2010 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (5/10). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Yogyakarta - Para calon pilot pesawat tempur di Sekolah Penerbang Adisutjipto Yogyakarta dilatih terbang mengawaki pesawat tempur di malam hari. Latihan menerbangkan pesawat tempur di malam hari merupakan tahapan yang wajib ditempuh oleh siswa, dan siswa harus dapat melaksanakan dengan baik dinyatakan lulus sebagai pilot pesawat tempur.
"Baik siswa, instruktur maupun para pendukung harus selalu memperhatikan faktor keselamatan terbang dan kerja, sehingga segala kegiatan berlangsung dengan aman dan selamat sesuai dengan yang telah diprogramkan" kata Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Imran Baidirus, Rabu, 2 Maret 2016.
Sebanyak 16 siswa Sekolah Penerbang angkatan ke 98 Jurusan Tempur di Pangkalan Udara Adisutjipto ikut dalam latihan terbang malam. Latihan terbang malam ini dilaksanakan mulai 29 Februari 2016 hingga 14 Maret mendatang.
Imran menambahkan, latihan terbang malam merupakan tahapan yang wajib ditempuh oleh siswa. Siswa Sekolah Penerbang harus dapat melaksanakan dengan baik dinyatakan lulus. Oleh sebab itu setiap siswa harus menaati segala perintah dari instruktur sesuai dengan peraturan, petunjuk dan prosedur.
Komandan Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Letnan Kolonel penerbang Sri Raharjo menjelaskan latihan terbang talam untuk siswa Sekolah Penerbang angkatan ke-89 harus dilakukan oleh para siswa. Tujuannya adalah seluruh siswa harus mampu mengoperasikan pesawat militer baik pada waktu siang maupun malam hari. Ini merupakan bekal bagi para perwira penerbang apabila nanti bertugas di Skadron Udara. "Sebab, seluruh misi penerbangan tidak terbatas waktunya," kata dia.
Ia menambahkan fase terbang malam merupakan kelanjutan latihan yang harus dilaksanakan para perwira siswa setelah melaksanakan berbagai latihan. Yaitu exercise manuver dasar, Pattern, Aerobatic dan Instrument.
Para siswa, kata dia, mendapat 8 kali terbang malam. Sebanyak 6 terbang dual dengan instruktur dan 2 kali terbang solo. Setelah melaksanakan terbang malam para siswa akan melanjutkan latihan yang lain yaitu terbang formasi dengan 2 pesawat, 3 pesawat, 4 pesawat dan formasi taktik. Latihan lanjutan yang akan dilaksanakan setelah itu adalah terbang rendah, navigasi dan round robin.