Pesawat tempur taktis Super Tucano disambut dengan guyuran air dari mobil pemadam kebakaran saat mendarat di Skadron 21 Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur, 29 Februari 2016. Super Tucano memiliki kemampuan menempuh jarak operasi jarak jauh dengan dilengkapi mesin Hartzell-5 blade dan kemampuan melesat hingga 590 km/jam. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Malang - Sebanyak empat pesawat tempur ringan jenis Super Tucano yang baru datang di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh di Malang, Jawa Timur, belum bisa langsung diterbangkan atau digunakan. Sebaliknya, mereka mesti bergabung dengan 11 pesawat lainnya yang sudah tiba lebih dulu dan saat ini berstatus grounded.
Keputusan grounded untuk Super Tucano menyusul kecelakaan atas satu pesawat jenis itu pada 12 Februari 2016. Pesawat yang menghunjam bumi di sebuah permukiman padat di Kota Malang itu menyebabkan seluruhnya empat orang meninggal. Termasuk diantara mereka adalah pilot dan juru mesin.
"Seluruh Super Tucano belum bisa diterbangkan. Belum ada perintah tertulis dari atasan," kata Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama TNI Djoko Senoputro, Senin 29 Februari 2016.
Adapun khusus untuk empat pesawat yang baru didatangkan dari pabriknya di Brasil, Djoko memastikan juga belum bisa segera dicoba. "Tapi nanti akan ada testflight untuk mengetahui kondisi pasca-perjanalan udara dari Brasil,” ujar dia.
Djoko menambahkan, proses penyelidikan jatuhnya Super Tucano TT-3108 masih berlangsung. Tim pendahulu, menurut dia, sudah mengumpulkan bukti-bukti awal jatuhnya pesawat. Rencananya, tim investigasi dari Markas Besar TNI Angkatan Udara yang beranggotakan 22 personel, akan memulai kegiatan investigasi di Malang, Selasa 1 Maret 2016.
Sejauh ini pula, kata Djoko, belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan Embraer sebagai pabrikan Super Tucano mengenai jatuhnya pesawat. Dia memastikan, keputusan apakah Embraer harus ikut bertanggung jawab dengan memberi pesawat baru pengganti sepenuhnya merupakan kewenangan Markas Besar TNI Angkatan Udara.
“Teknisi Embraer pun belum datang ke Indonesia. Nanti jika dibutuhkan pasti ada komunikasi. Saat ini masih fokus investigasi dulu,” kata Djoko.
Secara keseluruhan, Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh telah menerima 12 pesawat tempur ringan Super Tucano dari Brasil. Tersisa kini empat pesawat lagi yang belum dikirim. Seluruh pesawat yang sudah diterima ditempatkan di Skadron 21.