Pembela Hak LGBT: Kelompok Intoleran Merajalela, Negara Diam

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 23 Februari 2016 22:59 WIB

Masa yang tergabung dalam kelompok Solidaritas Perjuangan Demokrasi bentrok dengan aparat Kepolisian ketika aksi mereka mendapatkan larangan turun ke jalan di Yogyakarta, 23 Februari 2016. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan aktivis pro-demokrasi Yogyakarta mendapat ancaman atau teror dari kelompok intoleran ketika mereka berunjuk rasa secara damai di lapangan samping gerai makanan cepat saji McD, Selasa, 23 Februari 2016.

Ancaman itu datang sebelum aksi dimulai hingga demonstrasi berlangsung. Sebelum mereka berdemonstrasi, beredar broadcast yang isinya akan membubarkan demonstrasi kelompok pro-demokrasi di Tugu. Mereka yang yang membuat broadcast itu adalah bagian dari Front Ukhuwah Islamiyah.

Dalam broadcast itu tertulis dokumentasikan tokoh tokohnya dan pesertanya. Catat jenis kendaraan dan nomor polisinya. Buntuti sampai tempat tinggalnya. Kita buru siapa pun yang bertanggung jawab pada aksi LGBT.

Para aktivis bertahan di McD hingga pukul 19.30. Mereka bersolidaritas dan saling melindungi antar-kawan, memastikan mereka aman di jalan. "Kami dapat informasi ada sweeping dari kelompok intoleran," kata Humas Solidaritas Pro-Demokrasi, Ani di sekitar McD, Selasa malam.

Ani menyatakan negara tidak memberikan rasa aman dari kelompok intoleran yang semakin merajalela. Mereka berdemonstrasi memprotes maraknya kasus intoleransi dan kekerasan.

Tak hanya membela hak-hak Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender, aktivis juga memprotes kekerasan terhadap petani yang menolak proyek Bandar Udara di Kabupaten Kulonprogo.

Ani mencatat sejak tahun 2014 terjadi setidaknya 20-an kasus intoleransi maupun kekerasan terhadap masyarakat sipil pro-hak asasi manusia. Sayangnya, penegak hukum tidak memberikan jaminan rasa aman.

Ia mengatakan aksi kali ini merupakan ruang untuk merebut kembali ruang demokrasi. " Kami melawan gerakan anti-LGBT, rasis, fasis dan represif atau menindas," kata dia.

Sebanyak 150 aktivis itu semula akan berdemonstrasi di Tugu. Tapi, polisi melarang mereka dengan alasan demi keamanan. Sebab, di Tugu telah berjaga ratusan orang dari angkatan muda Forum Ukhuwah Islamiah atau FUI.

Dari pantauan Tempo, ratusan orang dari FUI berjaga di Tugu, Titik Nol, dan Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga petang hari. Sebagian dari mereka membawa bendera-bendera berwarna hijau bersama motor mereka di jalan. Dalam aksi itu, mereka menolak keras LGBT melalui spanduk-spanduk.

Kepala Divisi Humas angkatan muda FUI, Fuad Andreago, mengatakan broadcast itu dibuat oleh laskar-laskar yang menolak LGBT. "Broadcast dari laskar itu wajar. Kami merasa terusik karena mereka menantang dengan aksi tandingan," kata Fuad.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

5 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

5 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya