Menteri Luhut Sindir Pemimpin di Papua Tak Paham Daerahnya  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 9 Februari 2016 18:15 WIB

Warga berbaris saat mengikuti pemungutan suara Pilkada serentak di TPS distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, 9 Desember 2015. Menuju Kurima butuh waktu sekitar 2 jam dengan menyewa ojek yang mangkal dekat terminal bus di pasar Missi, Wamena, ibu kota Jayawijaya. TEMPO/Maria Hasugian

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan banyak pemimpin Papua yang tidak tinggal di Papua. "Bagaimana (mereka) bisa tahu masalah di Papua?" katanya di gedung Dewan Perwakilan Daerah pada Selasa, 9 Februari 2016.

Luhut mengaku tak paham bagaimana cara pemimpin Papua bisa mengetahui kondisi masyarakatnya dan mengelola keuangan daerah dengan baik jika para kepala daerah itu tak tinggal di daerah yang mereka pimpin, yaitu Papua.

Luhut menjelaskan bahwa kenyataan pemimpin-pemimpin Papua tak tinggal di Papua merupakan sebuah fenomena. Ia meminta masyarakat tak usah ribut-ribut soal ini. "Itu fenomena, jadi jangan ribut," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Papua Sebut Tak Ada Orang Papua Berjiwa Indonesia

Pernyataan Luhut itu disampaikan dalam rapat kerja dengan DPD hari ini. Selain mengundang Menteri Luhut, DPD mengundang Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso dan Wakil Gubernur Papua Barat Irene Manibuy untuk membahas implementasi otonomi khusus di Papua selama ini.

Wakil Gubernur Papua Barat Irene Manibuy sempat mengutarakan niatnya meminta revisi Undang-Undang Otonomi Khusus kepada pemerintah dengan nama Otonomi Khusus Plus. Namun ide ini ditolak Menteri Luhut dengan alasan implementasi undang-undang yang ada selama ini belumlah maksimal.

Simak: Generasi Muda Papua Kini Makin Terbuka Minta Merdeka

Luhut malah meminta pemerintah Papua memaksimalkan dulu undang-undang yang ada agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Luhut juga mendesak DPRD Papua secepatnya mengeluarkan peraturan daerah khusus agar pengelolaan dana otonomi khusus yang jumlahnya cukup besar bisa maksimal.

DIKO OKTARA


Berita terkait

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

3 hari lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

14 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

15 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Lupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto

21 hari lalu

Lupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattaliti menghadiri open house presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

28 hari lalu

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN

42 hari lalu

Inilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN

Sebanyak 25 Instansi yang terdiri dari 12 ribu pegawai akan dipindahkan ke IKN melalui beberapa tahap.

Baca Selengkapnya

Calon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK

43 hari lalu

Calon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK

El Asamau menduga ada kecurangan dalam proses penghitungan suara pemilihan senator di Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

43 hari lalu

Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

Komedian Alfiansyah Komeng menjadi pemenang perolehan suara DPD daerah pemilihan Jawa Barat dengan mengumpulkan 5,3 juta suara lebih.

Baca Selengkapnya

Raih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI

43 hari lalu

Raih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI

Komedian Alfiansyah Komeng dipastikan lolos ke Senayan.a memperoleh 5.399.699 suara, dari 27 kabupaten/kota Se - Jawa Barat.

Baca Selengkapnya