Eks Gafatar Asal Subang, Terusir Setelah Panen Jagung  

Reporter

Senin, 1 Februari 2016 17:00 WIB

Petugas gabungan TNI-Polri membantu pengungsi Eks Gafatar menuruni KRI Teluk Bone di Dermaga JICT II, Jakarta, 28 Januari 2016. Beberapa di antara pengungsi dalam keadaan sakit dan hamil. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 15 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Subang, mulai mengisi Rumah Perlindungan Dinas Sosial di Subang. Mereka dijemput dari Rumah Perlindungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat di Bandung.

Selama di perjalanan dan di dalam Rumah perlindungan Dinsos Subang, mereka mendapatkan pengamanan dari petugas TNI, Polri, dan Satpol PP. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Subang Hayat Hidayat, Senin, 1 Februari 2016, mengatakan bahwa sebelum para eks Gafatar dipulangkan ke keluarganya, mereka akan mendapatkan pembinaan dari petugas dinas lintas sektoral. "Pembinaan dilakukan selama tiga hari di rumah perlindungan, selanjutnya selama sepekan dilakukan pendampingan di lingkungan keluarganya," kata Hidayat.

Selama pendampingan, mereka juga akan diurus soal kependudukannya, pemenuhan kebutuhan hidupnya, termasuk melakukan sosialisasi. Hayat mengimbau, jika para eks anggota Gafatar tersebut sudah berada di lingkungan keluarganya, agar kalangan keluarga dan para tetangganya menerima dan memperlakukan mereka dengan baik.

Ke-17 jiwa eks Gafatar asal Subang terdiri atas tiga keluarga. Masing-masing 4 orang keluarga Aris asal Subang Kota serta 6 orang keluarga Misdi dan 7 orang lainnya keluarga Mardi asal Kecamatan Cibogo. Misdi mengatakan dia bergabung ke permukiman eks Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat, sejak Agustus 2015.

Dia bersama enam anggota keluarganya pergi dari kampung halamannya setelah menjual semua harta benda yang dimilikinya. "Di sana saya mengeluarkan uang Rp 25 juta untuk mendapatkan sebuah rumah dan satu hektare lahan pertanian," kata Mardi.

Ia mengaku berangkat ke Kalimantan untuk mengubah nasib dengan menjadi petani palawija jagung. "Sebelum dipulangkan, kami baru panen jagung," katanya.

Ketika ditanya soal keterlibatannya dengan Gafatar, Misdi, mengaku tak mengetahuinya secara pasti. Ia hanya mengatakan bahwa kepergian bertransmigrasi ke Kalimantan Barat itu sekonyong-konyong mengikuti program pemerintah.

Setelah kini berada di Subang, Misdi mengaku pasrah. Sebab, semua harta benda miliknya, termasuk rumahnya sudah tak ada yang tersisa. Semua aset sudah dijual saat akan berangkat.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

17 Januari 2024

Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

Paul Mackenzie, pemimpin aliran sesat sekte kelaparan di Kenya akan didakwa melakukan pembunuhan dan terorisme atas kematian lebih dari 400 orang

Baca Selengkapnya

Resep Ikan Bakar Etong Khas Subang yang Mudah dan Praktis

20 Juli 2023

Resep Ikan Bakar Etong Khas Subang yang Mudah dan Praktis

Masakan khas asal Subang, Jawa Barat ini diolah dengan memanggang Ikan di atas bara api atau gril.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Kuliner Khas Subang, Cita Rasa Unik

11 Juli 2023

Rekomendasi Kuliner Khas Subang, Cita Rasa Unik

Kuliner Subang menawarkan cita rasa yang khas, bahan-bahan segar, dan hidangan yang lezat. Cocok saat menemani liburan sekolah Anda sekeluarga.

Baca Selengkapnya

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

26 Juni 2023

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

26 Juni 2023

Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?

Baca Selengkapnya

Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

25 Juni 2023

Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.

Baca Selengkapnya

10 Indikator MUI untuk Keluarkan Fatwa Sesat, Apakah Ponpes Al Zaytun Masuk Kategorinya?

25 Juni 2023

10 Indikator MUI untuk Keluarkan Fatwa Sesat, Apakah Ponpes Al Zaytun Masuk Kategorinya?

MUI menetapkan 10 indikator untuk memberikan fatwa sesat, apakah Ponpes Al Zaytun masuk dalam kategorinya? Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Respons Kemenag soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun: Bakal Bekukan Jika Terbukti Sesat dan Bantah Bantuan Miliaran

23 Juni 2023

Respons Kemenag soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun: Bakal Bekukan Jika Terbukti Sesat dan Bantah Bantuan Miliaran

Kemenag buka suara soal kontroversi Ponpes Al Zaytun. Pihaknya menyebut bakal bekukan jika terbukti sesat dan bantah bantuan miliaran.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bakal Bekukan Izin Pesantren Al Zaytun Jika Tebukti Sesat

23 Juni 2023

Kemenag Bakal Bekukan Izin Pesantren Al Zaytun Jika Tebukti Sesat

Pondok pesantren di Indramayu, Al Zaytun, dituding menyebarkan ajaran sesat hingga berujung demonstrasi penolakan dari masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

MUI Pernah Mengkaji Kontroversi Ponpes Al Zaytun pada 2002: Begini Temuannya

21 Juni 2023

MUI Pernah Mengkaji Kontroversi Ponpes Al Zaytun pada 2002: Begini Temuannya

Pada 2002, MUI sebenarnya telah mengkaji sejumlah kontroversi Ponpes Al Zaytun, Indramayu, ini.

Baca Selengkapnya