Eks Anggota Gafatar Minta Pemerintah Ganti Rugi Aset di Kalimantan  

Reporter

Jumat, 29 Januari 2016 18:22 WIB

Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nasional (Gafatar) mengantri makanan di tempat penampungan sementara Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Selama tiga hari kedepan mereka akan dikarantina guna mendapatkan pendampingan dan pemahaman mengenai deradikalisasi. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Jawa Barat mengeluhkan nasib aset mereka yang tertinggal di Kalimantan Barat. Mereka harus meninggalkan semua harta tersebut setelah pemerintah memulangkan mereka dari perantauan beberapa waktu lalu.

Apudin, 43 tahun, salah satu mantan anggota Gafatar asal Tasikmalaya, yang dikembalikan dari perantauannya di Kalimantan Barat, mengaku kerap memikirkan harta benda yang ia miliki selama merantau di daratan Borneo. "Ya aset kami gimana yang di sana, pemerintah belum ngasih kepastian," ucapnya kepada Tempo di halaman wisma penampungan sementara Dinas Sosial Jawa Barat, Jalan Amir Mahmud, Kota Cimahi, Jumat, 29 Januari 2016.

Dia mengatakan merantau ke Kalimantan sekitar 2011. Setahun berikutnya, dia baru ikut bergabung sebagai anggota Gafatar DPK Kubu Raya, Kalimantan Barat. Apudin mengatakan memiliki lahan sekitar 4 hektare di Kubu Raya. "Tapi cuma 2 hektare yang baru ditanami padi," katanya.

Mantan anggota Gafatar lain, Arif Pranowo, meminta pemerintah bertanggung jawab mengganti aset yang mereka miliki di Kalimantan. Arif baru sekitar 2 bulan tinggal di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Dia mengaku hanya melakukan aktivitas bertani di Mempawah. "Kami hanya pindah untuk mencari peruntungan di sana," katanya.

"Ada yang punya aset senilai Rp 8 juta, ada yang hingga ratusan juta, ya kami minta pemerintah bertanggung jawab saja. Sebab, kalau di penampungan kan hanya beberapa hari. Setelah dari sini, gimana nasib kami? Padahal kami di sana sudah enak, punya lahan pertanian," ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, untuk urusan penggantian aset, dia akan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat. "Bukan dalam kapasitas kami ya untuk aset, kami koordinasikan dulu dengan pemerintah pusat," katanya.

"Tapi kami akan merumuskan dan sangat mungkin akan kami berikan bantuan kepada mereka sedapat mungkin sesuai dengan peraturan yang ada dan keuangan yang ada," ucapnya.

Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Arifin Hasan mengatakan setiap mantan anggota Gafatar tidak mendapat santunan berupa uang. "Oh kami tidak memberi mereka uang karena kan anggarannya dialihkan ke pendampingan. Di daerah lain kan enggak ada pendampingan," katanya.

AMINUDIN AS



Ratusan Eks Gafatar Tiba di Yogyakarta oleh tempovideochannel

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

59 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya