Diminati Banyak Negara, Kualitas Perawat Indonesia Rendah  

Reporter

Rabu, 27 Januari 2016 04:19 WIB

Ilustrasi perawat. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan ‎kualitas tenaga kesehatan yang akan dikirim ke luar negeri perlu ditingkatkan. Salah satu yang harus mereka miliki adalah pengakuan internasional. ‎

Setelah melakukan pembahasan dengan beberapa kementerian, Nila mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk tidak mengirim tenaga perawat ke luar negeri sebelum ada peningkatan kualitas. "‎Salah satu poin yang harus dipenuhi adalah kemampuan menguasai bahasa negara setempat," ujar Nila di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 26 Januari 2016.

Beberapa negara yang selama ini menjadi langganan tenaga kesehatan asal Indonesia, antara lain, Jepang, Qatar, Taiwan, dan Amerika Serikat. ‎

Walaupun mengaku banyak permintaan dari negara luar, Nila mengatakan pemerintah tetap mempertimbangkan kebutuhan dalam negeri. Dia mengklaim jumlah tenaga kesehatan di dalam negeri masih bisa terpenuhi walaupun kebutuhan di luar negeri cukup banyak.

Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ‎Nusron Wahid mengatakan permintaan tenaga kesehatan asal Indonesia dalam 10 tahun ke depan mencapai 73 ribu orang. Setelah dihitung, jumlah perawat di dalam negeri masih mengalami surplus ketersediaan perawat hingga 38 persen. "Artinya, kalau kita kirim perawat ke luar negeri tidak akan jadi hambatan," ujarnya.

Namun, diakuinya, hambatan yang selama ini dialami dalam pengiriman tenaga kesehatan ke luar negeri adalah sertifikasi. Sertifikasi yang ada di Indonesia belum diakui oleh negara-negara lain. Karena itu, perlu peningkatan. Salah satunya dengan memperbaiki kualitas lembaga sertifikasi. ‎


Selama ini, kata dia, untuk mendapatkan sertifikat yang diakui secara global, tenaga kesehatan Indonesia harus memperolehnya di Filipina. Mereka harus menetap selama 6 bulan di sana sembari mengikuti pendidikan. "Kalau kita buka di dalam negeri tentu akan jauh lebih murah," katanya. Nusron ‎menargetkan sertifikasi berlabel internasional sudah bisa mereka dapatkan tahun ini. ‎

Tak cuma sertifikasi, pemerintah, menurut Nusron, juga akan melakukan perlindungan dengan menerapkan beberapa batasan. Misalnya ‎tenaga kesehatan yang diizinkan ke luar negeri hanya mereka yang sudah memiliki pengalaman di dalam negeri selama setahun. Selama ini, akibat tak ada penerapan seperti itu, banyak tenaga kesehatan tak mendapatkan pekerjaan yang layak. Walhasil, mereka menjadi overstayer. ‎




FAIZ NASHRILLAH



Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

17 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya