Bahrun Naim saat menjalani sidang kepemilikan amunisi di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, pada 9 Juni 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror bom Sarinah di jalan MH Thamrin, Jakarta. ANTARA/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya
TEMPO.CO, Jakarta - Bom yang mengguncang kawasan Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016 lalu, menggunakan modus operandi yang berbeda dibandingkan aksi teror di Indonesia sebelumnya.
Model aksi para palaku teroris mulai seperti aksi-aksi di luar negeri dengan sistem acak atau tidak hanya mengincar satu target. Pelaku juga mulai memadukan serangan bom bunuh diri dan serangan bersenjata dengan pistol. Selain itu, jaringan para pelaku kini berkiblat pada jaringan teroris global, ISIS. Yang juga berbeda, para eksekutor bom kini tak lagi anak muda usia 20 tahunan. Berikut ini, jejak para pengebom di Indonesia sejak awal 2000 lalu.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
26 Februari 2024
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
Executive Board Asian Moslem Network (AMAN) Indonesia, Yunianti Chuzaifah, menyoroti kaitan kaum perempuan Indonesia dengan terorisme tak hanya terjadi di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik.