Terungkap, Baasyir Tak Sepaham dengan Aman Abdurrahman

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 26 Januari 2016 05:29 WIB

Terpidana Abu Bakar Ba'asyir (kiri), mengikuti sidang peninjauan kembali di Pengadilan Negeri Cilacap, Jateng, 26 Januari 2016. Sidang kedua ini menghadirkan lima saksi dan dua alat bukti. ANTARA/Idhad Zakaria

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Pengacara Muslim Mahendra Data mengatakan Abu Bakar Baasyir tak pernah sepaham dengan Aman Abdurrahman. Menurut dia, perbedaan yang sangat prinsipal adalah soal pandangan terhadap hukum nasional. "Abu Bakar masih memakai hukum nasional, sementara Aman tidak mau sama sekali," ucapnya saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Januari 2016.

Karena itu, Aman tak pernah mau didampingi pengacara untuk dibela secara hukum. "Menurut dia, hukum nasional kita tidak sesuai dengan syariah Islam," ujarnya. Mahendra menanggapi pemberitaan bahwa Aman kerap berkomunikasi dengan Baasyir. Keduanya disebut terlibat dalam teror bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Mahendra menegaskan, tidak ada komunikasi yang terjalin di antara keduanya. Ia menampik tudingan bahwa Baasyir masih kerap berkomunikasi dengan Aman, bahkan melalui saluran telepon. "Hebat dong kalau bisa berkomunikasi. Coba buka rekamannya kalau memang ada komunikasi via telepon," tuturnya. "Itu tidak logis."

Ia juga menepis kabar yang menyebutkan Baasyir sering berkomunikasi atau melakukan pengajian bersama Aman saat di penjara. Menurut Mahendra, para narapidana tidak bebas berkeliaran di lingkungan lembaga pemasyarakatan. "Itu LP, bukan hotel yang mudah saling bertemu. Coba masuk dulu deh, biar bisa merasakan," ujarnya.

Karena itu, kata Mahendra, Baasyir tidak tahu-menahu soal rencana teror bom di kawasan Sarinah tersebut, yang diduga melibatkan Aman. "Setelah mendengar kabar bom di Sarinah, Ustad Abu langsung berkata, ini nanti saya yang difitnah lagi," ucap Mahendra.

Dia menduga ada pihak-pihak yang sengaja membuat serangan menjelang proses hukum Baasyir dilaksanakan. Seperti pada teror bom Bali I, JW Marriot, dan bom Bali II. "Itu semua terjadi menjelang kami sidang atau mengajukan PK (peninjauan kembali)," katanya. "Jangan-jangan memang ada pihak yang benci kepada Ustad Abu karena merasa tersaingi, sehingga menjadikannya sebagai kambing hitam."

DEWI SUCI RAHAYU




Video Terkait:

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

6 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

7 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

8 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

11 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

12 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

15 jam lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

1 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

2 hari lalu

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

2 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya