Untuk Progam Pangan, Gafatar Punya 5 Ribu Ha di Kalimantan

Reporter

Rabu, 20 Januari 2016 12:19 WIB

Sejumlah warga eks Gafatar berjalan membawa tas di pemukiman di kawasan Monton Panjang, Kalbar, 19 Januari 2016. Sebanyak 796 warga eks Gafatar di kawasan ini datang dari Pulau Jawa sejak tiga bulan lalu. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Tegal – Mantan pemimpin Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Yudhistira, mengatakan salah satu agenda kerja organisasi tersebut adalah mengajak anggotanya pergi ke Kalimantan. Tidak asal pergi, tapi dalam rangka program yang mereka sebut sebagai program kedaulatan dan ketahanan pangan.

Karena itu, menurut mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gafatar Daerah Istimewa Yogyakarta itu, orang-orang yang beberapa waktu lalu dilaporkan hilang sebenarnya sedang mengikuti program tersebut. “Mereka yang tertarik ya yang berangkat kemarin itu, bukan hilang, karena mereka pergi atas kesadaran sendiri," ucap Yudhistira kepada Tempo pekan lalu.

Dia berujar, dalam program kedaulatan pangan itu, Gafatar menawarkan lahan seluas 5.000 hektare di Kalimantan untuk digarap para anggotanya. Sebagian lahan diperoleh organisasi itu dari membeli, sedangkan sisanya diberi secara sukarela oleh tetua adat. "Warga lokal berpikir lebih baik lahan dipakai untuk pertanian ketimbang untuk lahan sawit yang justru merusak lingkungan," tuturnya.

Dia juga sudah mengingatkan kepada anggota yang hendak berangkat ke Kalimantan untuk memberitahukan atau pamit kepada sanak saudaranya. Namun alasan yang dikemukakan para anggota berbeda-beda dan tidak seorang pun yang mengaku akan bertani. Menurut dia, banyak yang tidak percaya dan heran apabila dijelaskan alasan yang sebenarnya, yakni untuk bertani. Misalnya, seorang advokat seperti dia yang berniat menjadi petani sudah pasti akan menimbulkan tanda tanya bagi banyak orang.

Yudhistira tidak menampik sebagian anggota Gafatar adalah bekas anggota Al Qiyadah Al Islamiyah, organisasi yang dibubarkan pada 2007 karena dianggap sesat. Pada 2011, Mahftul Muiz Tumanurung, pendiri Gafatar, mengumpulkan sebagian mantan anggota Al Qiyadah untuk diajak bergabung.

Dalam perjalanannya, Gafatar memiliki sekitar 20 ribu anggota yang tersebar di 34 provinsi dan berasal dari berbagai latar belakang agama, profesi, dan organisasi. "Gafatar juga tidak pernah ikut campur urusan keyakinan Anggotanya. Mau dia salat atau tidak itu privasi masing-masing," katanya.

Mantan pengurus DPD Gafatar Jawa Tengah, Adi, menyebutkan pendanaan Gafatar berasal dari iuran para anggota. Setiap bulan, ada iuran sukarela yang jumlahnya tidak mengikat, mulai Rp 5.000 hingga Rp 10 juta. "Yang penting ikhlas.”

SWITZY SABANDAR

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

1 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

9 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

24 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

28 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

48 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

54 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

56 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya