BI Temukan Uang Palsu Beredar di Kuburan  

Reporter

Selasa, 19 Januari 2016 19:40 WIB

Barang bukti beserta tersangka pembuat uang palsu di Polres Jakarta Barat, 25 September 2015. Polisi berhasil mengamankan lima tersangka dengan sejumlah barang bukti dan uang palsu pecahan Rp.50.000 dengan total Rp 16.050.000 serta 285 lembar uang palsu pecahan Rp 50.000 yang belum jadi. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi mengatakan peredaran uang palsu di Jawa Barat sepanjang 2015 tercatat lebih dari 6.600 lembar. Mayoritas uang palsu itu sumber peredarannya berasal dari luar wilayahnya. “Disebutnya peniruan uang. Banyaknya pecahan besar Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu,” kata Rosmaya.

Rosmaya mengatakan kasus peredaran uang palsu itu yang terbanyak di Indramayu, yakni berkisar 500 lembar. “Ini juga masih harus didalami datanya karena disebarnya itu ada di tukang rokok, di makam ngasih anak-anak pakai uang palsu. Ini semua sudah ditangani kepolisian,” kata dia selepas bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Rabu, 19 Januari 2016.

Bank Indonesia juga mencatat transaksi keuangan sepanjang 2015 di Jawa Barat didominasi arus duit masuk. “Inflow Rp 25,03 triliun, outflow Rp 15,23 triliun. Net inflow-nya Rp 9,8 triliun,” katanya.

Rosmaya membenarkan dengan kondisi itu lebih banyak uang yang mengendap di perbankan. “Jawa Barat itu selalu net inflow, sebab lebih banyak aliran dana inflow dibandingkan dengan outflow,” katanya.

Menurut Rosmaya, Bank Indonesia menginginkan proporsi transaksi di masyarakat lebih banyak menggunakan nontunai. “Bukan untuk menghilangkan cash, tapi berimbang. Supaya ada transparansi pergerakan dana itu, pencatatan transaksi bisa terlihat dengan baik,” katanya.

Rosmaya mengatakan target umum Bank Indonesia menginginkan proporsi transaksi nontunai itu 2,5 persen dari (produk domestik bruto/GDP). “Real Jawa Barat saat ini baru 20 persenan (transaksi nontunainya),” katanya.

Dalam pertemuan dengan Gubernur Ahmad Heryawan tersebut membahas sejumlah hal. Di antaranya soal rencana kunjungan Putri Astrid, istri Raja Belgia, pada Maret nanti yang akan mampir di Jawa Barat, hingga penguatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Penguatan TPID, misalnya, tahun ini akan menambah daftar harga komoditas yang dipantau tidak sebatas harga di konsumen tapi juga di tingkat produsen. “Supaya bisa terlihat disparitas harganya. Begitu ada kenaikan di persen tertentu kita bisa secepatnya melaksanakan call-for meeting untuk melakukan sesuatu,” kata Rosmaya.

Aher mengatakan soal koordinasi pengendalian inflasi dimintanya agar tidak menekan kegiatan ekonomi. “Sebab inflasi bisa ditekan dengan suku bunga tinggi, berhasil. Tapi kalau suku bunga tinggi, gak ada kegiatan ekonomi, mandek,” katanya selepas pertemuan itu, Rabu, 19 Januari 2016.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan, menginginkan inflasi yang terjadi mencerminkan denyut perekonomian. “Kita ingin mendorong inflasi rendah, dengan dorongan pertumbuhan dan kegiatan ekonomi lebih intensif,” katanya. Salah satunya dengan mendorong sektor riil.

AHMAD FIKRI


Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya