PDIP Kaji Potensi Ahok, Risma, Ridwan Kamil & Djarot di DKI 2017
Editor
Elik Susanto
Senin, 11 Januari 2016 21:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya telah menerima masukan mengenai beberapa nama calon Gubernur DKI Jakarta untuk dipertarungkan pada 2017. "Ada masukan nama seperti Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama, Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, Djarot Saiful Hidayat, dan Boy Sadikin," kata Hasto di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Senin, 11 Januari 2016.
Menurut Hasto, PDI Perjuangan akan menilai terlebih dulu kinerja Ahok, Risma, Ridwan Kamil, dan Djarot sebelum memutuskan siapa yang akan diusung. "Kami memberi perhatian bagi mereka yang punya niat baik untuk membangun DKI. Siapa calon gubernur terbaik, tentu rakyat yang menentukan," ujar Hasto.
SIMAK: PDIP Akui Siapkan Risma untuk DKI 2017
Hasto menambahkan, Tri Rismaharini memiliki pengalaman menjadikan Surabaya sebagai kota yang ramah bagi warganya. Menurut dia, Wali Kota Surabaya itu dapat memberikan advokasi dan solusi bagi rakyatnya yang kurang mampu dan belum memiliki pekerjaan layak. "Fasilitas umum tersedia, taman kota tersedia, banyak yang melihat pengalaman Bu Risma," tuturnya.
Menurut Hasto, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga merupakan sosok yang tegas dalam membuat keputusan. Meskipun, kata Hasto, Ahok sering menimbulkan kontroversi. "Yang membuat pihak lain tidak nyaman pasti kami perhatikan juga," ucapnya.
SIMAK:
Isu Risma Vs Ahok, Gerindra Minta Risma Tak Khianati Pemilih
Risma Tantang Ahok di Jakarta, Diminta Hati-hati
Kans Wali Kota Bandung Ridwan Kamil alias Emil, kata Hasto, dapat menjadikan Bandung sebagai kota yang monumental. "Di mana rekam jejak kepeloporan Bung Karno juga ditempatkan dengan sangat baik di Bandung," tuturnya.
Hasto mengatakan proses pemilihan masih lama. Tahap penjaringan belum dilakukan. PDIP tengah mencermati bahwa Jakarta tidak hanya memerlukan kepemimpinan yang kuat dan merakyat. "Tapi juga seorang arsitek yang dapat membangun Jakarta lebih manusiawi, tidak macet, tidak banjir, dan kampungnya yang kumuh dapat diatur dengan baik," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI