Raja Paku Alam X Yogyakarta: Berjalan ke Mana Pakualaman?  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 7 Januari 2016 11:32 WIB

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X bersama dengan sejumlah abdi dalem berdoa bersama setelah meneriam keris Kanjeng Kyai Buntit peninggalan jaman penobatan Paku Alam III dan Paku Alam IV di bangsal Sewatama, Pura Pakualaman, Yogyakarta, 7 Januari 2016. Penyematan keris dilakukan oleh sesepuh keluarga Puro Pakualaman Romo Sedyo Utomo. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebelum dinobatkan untuk menggantikan ayahnya, Paku Alam IX, menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X pada hari ini, 7 Januari 2016, Raden Mas Wijoseno Hario Bimo telah diangkat menjadi pangeran pati pada 31 Januari 2012.

Pengangkatannya sebagai putra mahkota itu bertepatan dengan peringatan tingalan dalem atau ulang tahun ke-76 Paku Alam IX di Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman. Setelah menjadi pangeran pati, Wijoseno kemudian bergelar Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo.

Menurut siaran pers yang diterima Tempo saat konferensi pers di Pakualaman pada 4 Januari 2016, ada peristiwa berkesan yang paling diingat Suryodilogo hingga sekarang. Sekitar tahun 2012, Paku Alam IX yang wafat pada 21 November 2015 mengajaknya diskusi. "Akan berjalan ke manakah Kadipaten Pakualaman ini?" tanya Paku Alam IX saat itu.

Suryodilogo memahami pertanyaan itu sebagai perintah untuk turut memikirkan keberlangsungan Kadipaten Pakualaman sebagai pemangku kebudayaan. Dalam pikirannya, Kadipaten akan tetap lestari melalui kebersamaan berbagai pihak, dari yang memiliki jabatan tertinggi sampai abdi dalem.

Meski tidak menjawab pertanyaan ayahnya secara panjang-lebar, Suryodilogo berjanji akan melakukan hal-hal kecil yang konkret untuk Kadipaten tanpa harus menjadikannya sebagai konsumsi publik. Walau tidak berarti Kadipaten Pakualaman menutup diri dari masyarakat. Kadipaten akan membuka diri dan memfasilitasi kegiatan kebudayaan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Tekad itu mendasari tema jumenengan dan rencana kerja Paku Alam X.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

16 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

17 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

28 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

29 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

30 hari lalu

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

49 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

50 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

51 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya