TEMPO.CO, Yogyakarta - Berkaitan dengan penolakan penobatan Paku Alam X oleh kubu pamannya, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo, Komandan Resor Militer 072/Pamungkas Brigadir Jenderal TNI Stephanus Tri Mulyono mengatakan itu merupakan persoalan internal kadipaten.
“Pengamanannya tidak melibatkan kami. TNI hanya untuk pengamanan RI-1,” kata Stephanus saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 6 Januari 2016.
Ketua Hudayana (trah Pakualaman) Kadipaten Paku Alam KPH Kusumoparasto menyatakan keamanan kadipaten terjaga dengan baik. Meskipun pengamanan diperketat berkaitan tamu-tamu yang masuk.
“Kalau undangan tamu enggak pakai barcode, enggak bisa masuk. Sebab, tempatnya terbatas,” ujar Kusuma. Dia pun memastikan tetap mengundang keluarga Anglingkusumo untuk hadir.
Adapun menantu Anglingkusumo, KPH Wirayudha, meminta pengamanan acara jumenengan tidak perlu berlebihan. “Tak perlu parno (panik). Kami ini orang terdidik. Tidak akan mengancam dan mengintimidasi,” tutur Wirayudha.
Dia mempersilakan keluarga Anglingkusumo yang akan menghadiri acara jumenengan. Antara lain adik dari Anglingkusumo, KPH Wijayakusumo. “Meskipun ada yang hadir, bukan berarti mendukung jumenengan,” ucap Wirayudha.
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
32 hari lalu
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.