Sejak Naik Siaga, Gunung Soputan Sudah Dua Kali Meletus

Reporter

Selasa, 5 Januari 2016 23:00 WIB

Gunung Soputan yang menyemburkan debu vulkanik. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika mengatakan, Gunung Soputan di Sulawesi Utara sudah dua kali meletus sejak statusnya naik menjadi Siaga atau Level III. “Letusan besar dua kali. Sampai saat ini erupsi masih berlangsung,” katanya saat dihubungi Tempo, Selasa, 5 Januari 2016.

Pusat Vulkanologi menaikkan status Gunung Soputan sejak 4 Januari pukul 18.00 WITA dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). “Kemudian kemarin jam 20.53 WITA terjadi letusan, secara visual bisa terlihat ketinggan abunya sampai 2 ribu meter arahnya condong ke tenggara mengikuti tiupan angin,” kata Gede.

Gede mengatakan, letusan kedua terjadi pagi ini pukul 06.38 WITa. Letusan itu menghasilkan kolom abu mencapai 6.500 meter dari puncak Gunung Soputan, atau setara 8.300 meter dari atas permukaan laut. Arah kolom abu masih condong ke tenggara. “Letusan itu di ikuti luncuran awan panas ke arah tenggara juga sejauh 2,5 kilometer.”

Menurut Gede, kedua letusan yang terjadi merupakan letusan magmatik, ditandai dengan pijaran lava merah di puncaknya. Lava yang dihasilkan letusan ituu terlihat meluber dari puncak Gunung Soputan. “Magmatik itu artinya material fresh dari magma yang keluar,” kata dia.

Berbeda dengan letusan freatik yang dihasilkan oleh medan panas yang sampai ke permukaan bersentuhan dengan air di permukaan yang meresap di tubuh gunung yang memicu letusan freatik. “Kalau ini, magmanya yang keluar,” Gede berujar.

Gede mengatakan, hingga saat ini erupsi masih berlangsung. “Masih mengepulkan abu dengan ketinggian maksimum 6.500 meter, kalau sekarang kurang dari itu,” kata dia.

Menurut Gede, bahaya primer atau yang disebabkan langsung letusan gunung itu tidak berdampak pada warga sekitarnya. Lontaran material akibat letusan misalnya, diperkirakan jatuh dalam radius maksimal satu kilometer. Luncuran awan panas juga berjarak 2,5 kilometer, dan volumenya relatif tidak terlalu besar. “Permukiman penduduk terdekat itu 10 kilometer. Gak ada permukiman penduduk yang terdampak bahaya primer.”

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

11 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

15 hari lalu

Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

Badan Geologi sempat mengingatkan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

44 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

48 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

59 hari lalu

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

1 Maret 2024

60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat tercatat mengalami sekitar 60 kali sepanjang Februari 2024. Erupasi masih terjadi ketika proses akumulasi data.

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

23 Februari 2024

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

Gunung Ibu Halmahera kembali meletus tengah malam, pada pergantian hari. Hujan abu mencapai pemukiman warga.

Baca Selengkapnya

Erupsi 42 Kali Bulan Ini, Abu Vulkanik Gunung Marapi Sempat Membumbung Hingga 900 meter

22 Februari 2024

Erupsi 42 Kali Bulan Ini, Abu Vulkanik Gunung Marapi Sempat Membumbung Hingga 900 meter

Sudah ada 42 kali letusan Gunung Marapi sejak awal Februari 2024 hingga hari ini. Abunya sempat menyundul ketinggian 900 meter.

Baca Selengkapnya