Ini Alasan Pemerintah Yogya Bongkar Tembok Perumahan

Reporter

Senin, 4 Januari 2016 23:00 WIB

Haryadi Suyuti, Walikota Yogyakarta periode 2012-2016. Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti membongkar paksa tembok perumahan elite Green House karena menghalangi ratusan siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadyah Karangkajen Yogyakarta bersekolah di hari perdananya, Senin subuh 4 Januari 2016.

Walikota menyatakan pembongkaran itu sebagai solusi darurat demi melindungi kepentingan belajar anak-anak di tengah kecamuk rebutan lahan akses jalan pihak sekolah dan warga perumahan yang tak kunjung tuntas. "Apalagi perumahan itu setelah selesai belum ada penyerahan dari pihak pengembang ke pemerintah," ujar Haryadi kepada Tempo usai pembongkaran paksa.


Camat Mergangsan Kota Yogyakarta Tyasning Handayani Shanti menjelaskan, pemerintah Kota selama ini bersikap memilih jalan tengah dengan mediasi dua pihak karena tak ingin ada pihak yang merasa dirugikan.

Meskipun secara aturan yang tertuang dalam Peraturan Kementerian Dalam Negeri nomor 9 tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Pemukiman di Daerah memungkinkan pengambilan paksa aset lahan jalan sebagai fasilitas umum dari perumahan itu.

"Wajib diingat, warga perumahan hanya memiliki hak atas sertifikat tanah rumahnya, bukan jalannya, itu bisa di berkas acarakan pemerintah untuk diambilalih namun kami tak lakukan demia kebaikan bersama," ujar Tyas.

Aturan pengambilalihan fasilitas umum perumahan itu tertuang dalam pasal 21 Peraturan Kementerian Dalam Negeri. Pihak pengembang perumahan setelah menyelesaikan proyek perumahan dan memecah sertifikat hak milik kepada warga wajin melakukan pemeliharaan. Jika tidak ada pemeliharaan dari pengembang atau ditelantarkan maka pemerintah bisa mengambil alih sebagai fasilitas umum.

"Jika jadi fasilitas umum yang dikelola pemerintah, siapa saja boleh mengaksesnya, tak hanya warga perumahan," ujar Tyas.

Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2013 silam pernah mengultimatum pihak perumahan dengan mengeluarkan Surat Peringatan pertama pembongkaran tembok pembatas perumahan dan sekolah itu karena akan menghalangi akses siswa jika sekolah sudah selesai dibangun. "Tapi surat perintah itu lalu tak berlanjut karena warga dan sekolah mediasi lagi," ujarnya.

Seorang warga perumahan Green House yang rumahnya langsung menghadap sekolah itu, Joko, menuturkan pihak warga perumahan sebenarnya sudah mau patungan untuk membelikan sekolah lahan sebagai akses jalan asal tak melewati perumahan.

"Dulu tiap warga sudah mau patungan satu orang Rp 800-900 ribu untuk belikan lahan bagi sekolah, tapi sekolah membatalkan lagi," ujarnya. Saat iti dari 150 warga perumahan mau patungan untuk membeli lahan di belakang sekolah seluas 4 x 10 meter yang selama ini jadi jalur tikus siswa untuk masuk sekolah.

Warga pun menduga pihak sekolah menolak dibelikan lahan sebagai akses masuk karena dengan menumpang lewat di depan perumahan Green House, promosi sekolahnya menarik siswa jadi lebih punya daya jual.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

14 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

6 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

7 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya