TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengklaim telah berhasil menggagalkan sembilan aksi terorisme sepanjang tahun ini. "Saat ini kami masih terus melakukan pengejaran terhadap sisa pelaku," kata Badrodin saat ditemui di Mabes Polri, Selasa, 29 Desember 2015.
Kata Badrodin, sembilan penggagalan aksi teroris itu terjadi sejak pertengahan Agustus hingga Desember 2015. Dia mencontohkan penangkapan terhadap empat pelaku kelompok Poso yang diduga berniat melakukan aksi teror jelang hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya adalah pencegahan pengiriman dana ke kelompok teroris Santoso dengan menangkap dua pelaku; penangkapan 12 orang jaringan ISIS; pencegahan peledakan bom di Mall Alam Sutera; dan pencegahan aksi teror di wilayah Tasikmalaya. Selain itu, ada juga operasi di Jawa Tengah; penangkapan 4 orang di Jawa Timur; dan pencegahan aksi teror di Bekasi dengan menangkap satu orang.
Dalam kurun setahun itu, Polri telah menangkap 74 orang terduga teroris. Sebanyak 65 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara sembilan warga lainnya dipulangkan karena tidak memiliki cukup bukti. "Sebagian besar mereka merencanakan untuk menyerang polisi dan tempat publik," kata dia.
Badrodin juga membeberkan pola-pola aksi teroris yang sering terjadi di Indonesia sejak 2000 hingga 2015. Mereka biasanya membangun jaringan yang terintegrasi di sejumlah wilayah. "Para teroris ini terus kami awasi, dan mereka diawasi jaringannya."
Sepanjang lima belas tahun terakhir, ada sedikitnya 171 kasus terorisme yang berhasil diungkap polisi. Satu di antaranya adalah bpm Bali I; bom Hotel Marriot; bom Bali II; dan bom Ritz Carlton & JW Marriot. Total pelaku yang ditangkap akibat aktivitas teror ini mencapai 1.064 orang.
Mereka terdiri dari 104 orang yang meninggal saat penyergapan; 12 orang pengantin bunuh diri; 3 orang dihukum mati; 30 orang dalam penyidikan; 299 orang divonis; 70 orang proses persidangan; 451 bebas dari hukuman; dan 95 orang dikembalikan ke keluarga. "Terorisme di Indonesia terbagi atas tiga kelompok, mulai dari pelaku inti, pendukung, dan simpatisan," kata Badrodin yang memastikan ketiga kelompok ini telah terdata dalam database kepolisian.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
21 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.