Kontras: Jokowi Masih Meneruskan Potret Buram SBY

Reporter

Sabtu, 26 Desember 2015 19:28 WIB

Aktivis HAM Kontras membagikan stiker bertemakan HAM saat melakukan aksi demo di Bundaran HI, Jakarta, 10 Desember 2015. Penetapan tanggal tersebut adalah untuk memperingati pengadopsian Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada 1948 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), memaparkan hasil rekapitulasi penanganan masalah hak asasi manusia (HAM) selama periode 2015. Dari data yang dikumpulkan, KontraS menilai pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, masih belum mampu menangani berbagai isu HAM.

"Pemerintahan Jokowi masih meneruskan potret buram SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," ujar Koordinator Kontras, Haris Azhar, di kantor Kontras, Sabtu, 26 Desember 2015. Bahkan ia menilai pemerintahan Jokowi bisa menjadi lebih buruk.

Kesimpulan tersebut, diambil dari banyaknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi di tahun ini. Ditambah penanganan kasus-kasus pelanggaran HAM yang lama, seperti, kasus Trisakti dan Semanggi yang tak jelas juntrungannya hingga kini. "Justru aturan hukum dan pernyataan-pernyataan pejabat negara yang anti HAM menguat di tahun ini," ujar Haris.

Selama 2015, Kontras mencatat ada 238 kasus pembatasan kebebasan secara sewenang-wenang. Sementara itu, ada 24 pembela HAM, Pekerja Lingkungan dan Masyarakat Adat yang dikriminalkan. Hal tersebut menurut Azhar, di luar kriminalisasi terhadap 49 aktivis anti korupsi.

Selain itu, ada sekitar 40 kasus pelanggaran hak atas tanah di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Haris, hal tersebut merupakan lanjutan dari problem serupa dari tahun-tahun sebelumnya. "Ada kecenderungan kasus-kasus itu muncul sebagai rangkaian kasus yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya," Haris menjelaskan.

KontraS juga menerima 62 pengaduan publik atas kasus-kasus yang memiliki dimensi pelanggaran hak-hak sipil dan politik. Termasuk di dalamnya hak atas hidup, jaminan perlindungan kebebasan beragama, pembunuhan kilat tanpa proses hukum, serta penangkapan dan penahanan sewenang-wenang. KontraS juga mencatat ada 44 kasus dengan vonis hukuman mati, yang didominasi tindak pidana narkotika.

Kasus kebakaran hutan yang mengakibatkan kematian bagi 12 orang di Sumatera dan Kalimantan, juga menjadi catatan sendiri bagi Kontras. "Ini kejahatan massal. Jutaan orang menderita, namun justru hujan yang menangani situasi itu," kata Haris.

Presiden Jokowi, dianggap tak memiliki sikap jelas dalam hal ini. Ia tak memberi arahan jelas akan memberi tanggung jawab ke siapa untuk penyelesaian hal ini. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan dan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo juga dianggap tak menunjukkan inisiatif upaya penyelesaian.

Jika tak dibenahi, Kontras memperkirakan tahun 2016 akan menjadi tahun yang jauh lebih represif. "Agenda keadilan dan tuntutan-tuntutan akan semakin direpresi, kebebasan akan semakin menjadi barang langka," kata Haris.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

16 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

43 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

48 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

49 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

54 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

56 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya