Kisah Ben Anderson Mengagumi Pramoedya Ananta Toer

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 21 Desember 2015 17:56 WIB

Salah satu perwakilan dari Ormas Islam membaca tahlil dan doa di depan peti jenazah Benedict Richard O'Gorman Anderson saat prosesi tutup peti di Yayasan Rumah duka Adi Jasa, Surabaya, Jawa Timur, 18 Desember 2015. Jenazah Ben Anderson akan dikremasi. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dari sekian orang Indonesia yang dikagumi Benedict Richard O'Gorman Anderson atau Ben Anderson adalah sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Amrih Widodo, sahabat Ben Anderson menggambarkan Ben dan Pramoedya memilik sifat yang mirip, pekerja keras. Uniknya, Ben dan Pramoedya menjalin persahabatan lewat tulisan, tanpa bertemu muka.

Ben Anderson adalah profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia. Ben Anderson wafat di Batu, Jawa Timur, Minggu dinihari, 13 Desember 2015. Ben dikenal karena kritik-kritiknya terhadap Orde Baru. Ia pernah dilarang masuk ke Indonesia oleh Soeharto dan baru datang lagi ke sini setelah rezim Soeharto jatuh. Ben, 79 tahun, datang ke Indonesia untuk mengisi kuliah umum bertema anarkhisme dan nasionalisme di kampus Universitas Indonesia, Depok, Kamis, 10 Desember 2015.

Amrih mengatakan, pertemuan pertama baru terjadi beberapa tahun sesudah reformasi 1998 ketika Pramoedya berkunjung ke Amerika Serikat. “Persahabatan mereka terasa lekat hangat dan penuh kasih,” kata Amrih Widodo kepada Tempo, Jumat 18 Desember 2015. Amrih Widodo adalah dosen antropologi budaya di Australian National University. Amrih bertemu pertama kali dengan Ben pada tahun 1981 di suatu pesta yang diadakan John Wolff, dosen di Cornell University. John mempekerjakan Amrih sebagai guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa di Cornell University sejak musim gugur 1981.

Ketika di Cornell, Amrih mengambil mata kuliah antropologi politik yang diajarkan oleh Ben Anderson dan Jim Siegel. Kuliah ini banyak membahas tulisan Pramoedya secara mendalam sebagai cara untuk melihat Indonesia lewat politik bahasa yang dipakai oleh Pramoedya dalam cerpen dan novelnya. Pada tahun 1985, Amrih mengunjungi Pramoedya di rumahnya di Utan Kayu, Jakarta. Sesudah mengobrol hingga malam, Amrih menginap di rumah Pram. Ketika Pram berbicara mengenai Ben Anderson, Amrih juga merasakan kedekatan pemikiran dan perasaan sebagai sahabat. Sesuatu yang luar biasa, padahal Ben Anderson dan Pramoedya belum pernah bertemu.

Dalam kunjungan itu, atas permintaan Ben Anderson, Amrih merekam Pramoedya yang membacakan beberapa bagian dari buku karangannya ‘Bumi Manusia’ dan ‘Anak Semua Bangsa’. Amrih juga memotret Pramoedya sedang bekerja di ruang kerja sekaligus kamar tidurnya. Di kamar kerja sekaligus kamar tidur yang semua dindingnya dipenuhi buku dan dokumen itu, tersedia dua tempat tidur besi yang sangat sederhana, berkelambu. “Saya tidur di salah satu tempat tidur tersebut kelelahan sesudah ngobrol dan membuat rekaman seharian,” kata Amrih.

Sekitar jam enam pagi, Amrih dibangunkan oleh bunyi ketak-ketik. Ternyata Pram sudah mulai bekerja sejak jam lima pagi. Pramoedya sedang membuat ensiklopedi geografi sosial Indonesia, dengan mesin ketik menulis satu per satu kata demi kata, lalu digunting dan diurutkan abjad, ditempel dengan lem bikinan sendiri, ditata dalam penyimpan dokumen besar yang berjejer di rak bukunya. Semangat dan kegigihan kerja di ruang kerja yang penuh dengan kertas dan buku bertebaran, ruang kerja yang mirip dengan kantor Ben Anderson di 102 West Avenue, Ithaca.

Ketika cerita pengalaman bersama Pram ini Amrih sampaikan Ben, bersamaan dengan Ben mendengarkan suara Pram membacakan penggalan kisah dari novelnya, Ben lama tercenung. Menurut Amrih, Ben membayangkan diri di dalam ruangan Pram. “Berkali-kali Pak Ben menyatakan lisan maupun tertulis betapa Pak Pram adalah tokoh yang paling dikagumi dan paling memberikan inspirasi kepadanya,” kata Amrih.

Majalah Tempo terbitan Senin 21 Desember 2015 ini mengulas Ben Anderson dan pentingnya bagi Indonesia.

SUNUDYANTORO

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

2 Oktober 2023

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Pada era orde lama dan orde baru tetapkan beberapa larangan untuk anak muda seperti musik ngak ngik ngok, rambut gondrong, dan celana ketat.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

29 September 2023

Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

Sebelum terkenal dengan nama Koes Plus, band legendaris ini bernama Koes Bersaudara. Begini alasan terjadi perubahan nama grup band legendaris ini.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S 1965 Tanpa Alasan

29 September 2023

Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S 1965 Tanpa Alasan

Satu hari sebelum peristiwa G30S, Koes Bersaudara lalu menjadi Koes Plus dibebaskan dari Penjara Glodok tanpa alasan. Apa sebab mereka dibui?

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro Kemarin, Puisi Butet Kartaredjasa Dikaitkan dengan Lekra, Kondisi GBK usai Dipakai PDIP

1 Juli 2023

Top 3 Metro Kemarin, Puisi Butet Kartaredjasa Dikaitkan dengan Lekra, Kondisi GBK usai Dipakai PDIP

Puisi seniman Butet Kartaredjasa dan kondisi GBK usai dipakai PDIP masih menjadi topik yang banyak dicari pembaca

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya