Wakil Presiden Jusuf Kalla, (kedua kanan) didampingi Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi (kanan), dan Ketua Panitia Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang juga Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan (kedua kiri) saat meninjau gladi bersih persiapan Peringatan KAA di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, 18 April 2015. Jusuf Kalla mengatakan persiapan pelaksanaan rangkaian acara Peringatan ke-60 KAA di Jakarta, sudah mencapai 98 persen. Peringatan Konferensi Asia Afrika akan dilaksanakan selama 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Bandung - Delapan bulan sudah peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan dengan sangat meriah. Beberapa infrastruktur yang dibangun baru atau yang diperbaiki di Kota Bandung untuk menyambut perhelatan akbar tersebut masih apik terawat. Sayangnya, peringatan 60 tahun KAA itu masih menjadi beban untuk pemerintah Kota Bandung.
Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, pihaknya hingga kini masih memiliki utang cukup besar kepada beberapa event organizer yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Padahal pihak ketiga berhak menerima pembayaran yang dijanjikan.
"Kebanyakan yang belum dibayar itu kontraktor dan EO. Mereka nagih-nagih, tapi enggak bisa dibayar. Kasihan sebenarnya," kata Ridwan Kamil, Kamis, 17 Desember 2015.
Ridwan Kamil menambahkan, janji pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan (dulu menjabat sebagai Ketua Panitia Pusat Peringatan 60 Tahun KAA) untuk melunasi utang penyelenggaraan sebesar Rp 8 miliar belum terealisasi.
"Sudah 8 bulan lewat. Saya sudah berupaya ke Pak Luhut, ke Kementerian, semua oke di level pimpinan," ujarnya.
Menurut Ridwan Kamil, anggaran pembayaran utang tersebut sudah ada. Namun birokrasi di bawahnya membuat duit tersebut tidak kunjung cair. "Yang susah itu yang di bawah-bawahnya," tuturnya.
Orang nomor satu di Kota Bandung itu pun menyayangkan molornya pencairan anggaran tersebut. Padahal peringatan 60 tahun KAA terbilang acara kelas internasional. Dia berharap, Presiden Joko Widodo mau mendengarkan curahan hatinya.
"Kita kan dulu menerjemahkan keinginan pemerintah pusat dalam waktu 60 hari. Acaranya sudah selesai dan sukses. Apa pun prosedur (pencairannya) ini sudah 8 bulan dan uang belum turun-turun. Kami sangat prihatin. Mudah-mudahan bisa sampai pesannya ke Pak Jokowi," ucapnya.