Kematian Bayi di Papua Bukan karena Wabah, Ini Penyebabnya  

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 11 Desember 2015 14:54 WIB

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek memastikan kasus kematian puluhan bayi di Kabupaten Nduga Papua bukan karena wabah. Nila awalnya sempat khawatir 35 balita yang meninggal antara bulan Oktober hingga Desember 2015 itu akibat wabah atau virus dari hewan. "Tapi setelah kami cek, semua negatif," katanya di Kementerian Kesehatan, Jumat, 11 Desember 2015.

Nila mengatakan timnya menemukan penyebab kematian 35 balita adalah karena penyakit pertusis dengan komplikasi pneumonia. Penyakit pertusis adalah batuk rejan atau batuk gonggong karena suara batuknya diiringi suara gonggong atau suara melengking. Penyakit itu diakibatkan oleh gaya hidup kurang sehat yang dilakukan masyarakat setempat dalam waktu yang cukup lama.

Nila menjelaskan faktor risiko kejadian pertusis yang meningkat di Kabupaten Nduga disebabkan masyarakatnya terpapar asap perapian di dalam rumah. Daerah itu memiliki suhu udara yang lebih dingin dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penduduk setempat kebanyakan tinggal di dalam rumah Honai yang tidak memiliki ventilasi udara.

Karena udara dingin itu, masyarakat membuat perapian di dalam rumah untuk menghangatkan diri tanpa memperhatikan sirkulasi udaranya. Akhirnya, baik balita dan semua anggota keluarga menghirup asap dari perapian itu di dalam rumah. "Secara umum, kondisi ini menjadi pencetus gangguan pernapasan, termasuk penyakit pertusis," katanya.

Sebanyak 38 orang meninggal di tujuh kampung di Kabupaten Nduga, Papua, selama periode Oktober hingga Desember 2015. Mereka terdiri atas 35 orang balita dan tiga orang dewasa. Tim investigasi Kementerian Kesehatan merupakan gabungan dari beberapa unsur, yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Pertahanan, TNI, Polri, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, serta Satgas Kaki Telanjang. Selama melakukan investigasi, tim bersama petugas puskesmas dan Satgas Kaki Telanjang melakukan pengobatan, memberikan pelayanan imunisasi, dan makanan tambahan. Dari hasil pemeriksaan, diketahui 90 persen penduduk menderita infeksi saluran pernapasan akut.

Kementerian Kesehatan pun sudah melakukan respons cepat penanggulangan pertusis di Kecamatan Mbuwa dan Kecamatan Bulmiyalma, Kabupaten Nduga. Selain itu menyiapkan program flying health care di Kabupaten Nduga, mendorong pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita, ibu hamil, dan PMT ASI, serta menempatkan tenaga kesehatan melalui program Nusantara Sehat.

Kementerian Kesehatan juga berkoordinasi dengan lintas sektor untuk dapat membangun perumahan yang layak, ketersediaan air bersih, kemandirian bercocok tanam dan beternak, serta pendidikan. Saat ini, kata Nila, tim dari Kementerian Kesehatan sudah kembali ke Jakarta. Namun tim dari Dinas Kesehatan setempat masih terus memantau perkembangan kesehatan masyarakat di Kabupaten Nduga.



MITRA TARIGAN

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

13 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

13 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

23 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

40 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

41 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

53 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

7 Maret 2024

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya