TEMPO.CO, Paris - Ada peristiwa menarik di arena Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim COP21 di Paris, Prancis, Senin, 30 November 2015. Salahsatu agenda acara yakni pertemuan Mission Innovation soal energi terbarukan yang melibatkan 40 kepala negara berantakan gara-gara Presiden Amerika Serikat Barack Obama meninggalkan lokasi acara lebih cepat. Jadwal kacau dan akibatnya: Presiden Joko Widodo terpaksa batal berpidato.
Sesuai jadwal, acara yang melibatkan pendiri Microsoft, Bill Gates itu, seharusnya dimulai pukul 14.00, waktu Paris, atau pukul 21.00, waktu Jakarta. Nyatanya, pembukaan acara molor hingga sejam lebih. Acaranya sendiri digelar di Auditorium Nelson Mandela, Climate Generations Area, jauh dari Plenary Hall, The Paris Le Bourget, tempat Leaders Event digelar.
Pertemuan Mission Innovation diawali dengan pidato Presiden Prancis Franqois Hollande dalam bahasa Prancis, lalu disusul pidato Bill Gates. Presiden Jokowi sendiri baru tiba, ketika Gates baru naik podium. Dia bicara panjang lebar soal pentingnya energi terbarukan.
Presiden Jokowi duduk di deretan kursi paling depan, berdampingan dengan PM Inggris David Cameron. Selain Inggris dan Indonesia, hadir pula kepala negara dari India, Jepang, Meksiko, Kanada, Brasil, Norwegia, Arab Saudi, dan Jerman.
Presiden Obama tiba di lokasi acara ketika Gates nyaris memungkasi pidatonya. Setelah itu giliran PM India Narendra Modi berpidato. Usai Modi, giliran Obama naik ke atas panggung. Namun sebelum Obama bicara, pembawa acara meminta semua presiden dan perdana menteri naik ke atas panggung dan berfoto bersama.
Selesai berfoto bersama, pembawa acara mendaulat Obama berpidato. Presiden Amerika Serikat itu berpidato sepuluh menit, melebihi jatah yang diberikan untuk setiap kepala negara yakni lima menit per orang. Dalam pidatonya, Obama mengatakan semua bangsa saat ini membutuhkan energi yang tak hanya murah tapi juga mudah diperbarui. Obama mengajak semua pihak mendukung pengembangan energi terbarukan.