FPI dan Majelis Dakwah Lapor Polisi, Bupati Dedi Bingung
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 30 November 2015 20:05 WIB
TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, menegaskan akan memenuhi panggilan penyidik dari Polda Jawa Barat, terkait dengan laporan penistaan agama yang disampaikan sejumlah ulama Purwakarta. "Begitu saya menerima surat panggilan pemeriksaan dari penyidik Polda, saya pasti langsung datang," kata Dedi, saat dihubungi Tempo, Senin malam, 30 Nopember 2015.
Sebagai warga negara taat hukum, dia berjanji akan mengikuti proses hukum yang semestinya diikuti. Dedi menyatakan tidak akan mengomentari apa yang menjadi dasar pengaduan dari ulama Purwakarta yang sumbernya diambil dari buku biografi Dedi yang berjudul,"Spirit Budaya dan Kang Dedi Menyapa," tersebut. "Biarkan para akhi sosiolinguistik yang menilainya," kata Dedi memberikan alasan.
Tetapi, dia menegaskan bahwa bukunya tersebut menggambarkan tentang budaya bukan sekedar produk seni, tapi nilai lokalitas yang mampu membangun kekuatan hidup yang beradab dan bernalar kesemestaan. "Sehingga air, tanah, matahari, udara menjadi senyawa energi bagi kesejahteraan masyarakat tanpa eksploitasi. Karena manusia mentaati ketentuan hukum alam yang pasti," kata Dedi menuturkan pendapatnya.
Makanya, Dedi mengaku bingung ketika isi bukunya yang sudah beberapa tahun dicetak dan banyak dimiliki para pejabat dan publik tersebut, tiba-tiba disebutkan sebagian isinya dinyatakan menistakan agama. "Terus terang, saya merasa heran, kok baru sekarang dipermasalahkan," katanya.
Majelis Dakwah Manhajus Solihin Purwakarta didampingi pimpinan Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam Jawa Barat melaporkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ke Kepolisian Daerah Jawa Barat, Senin, 30 November 2015. Dedi dilaporkan dengan tuduhan telah melakukan penistaan Agama Islam yang dituliskan dalam sejumlah buku dan rekaman audio visual.
Ketua Majelis Dakwah Manhajus Solihin Purwakarta KH. Muhammad Syahid Joban mengatakan, alasan membuat laporan tersebut dikarenakan sebagian umat Islam di Purwakarta merasa resah dengan tindak tanduk Dedi Mulyadi yang sering melontarkan pernyataan yang menjurus menistakan Agama Islam. Ia mencontohkan, dalam salah satu buku yang ditulis Dedi terdapat banyak pernyataan yang mengandung unsur penistaan Islam.
"Ini merupakan desakan dari Ulama se-Purwakarta yang resah atas kelakuan Dedi Mulayadi," ujar Syahid Joban yang juga menjabat sebagai sekretaris lembaga dakwah FPI Pusat kepada wartawan usai memberikan laporan kepada Polda Jabar, Senin, 30 November 2015.
Menurut Syahid, salah satu judul buku yang mengandung penistaan agama yang ditulis Dedi adalah: Spirit Budaya dan Kang Dedi Menyapa. Di dalam dua buku tersebut, ia mengatakan, terdapat pernyataan yang melukai hati umat Islam bahkan merendahkan Allah. "Dalam buku ini banyak penodaan terhadap agama Islam," kata dia.
Salah satu statement dalam buku tersebut yang dijadikan bahan laporan adalah, ujaran Dedi yang mengatakan bahwa Agama Islam adalah budaya. Pihaknya tidak menyetujui pendapat tersebut. Ia mengatakan, bahwa Islam adalah wahyu dari Allah yang sangat diyakini kebenarannya. Berbeda dengan budaya yang merupakan buatan manusia dengan kadar kebenaran yang bisa dipatahkan. "Dalam buku Spirit budaya banyak menodai agama Islam. Bahkan menghina tauhid," kata dia.
NANANG SUTISNA | IQBAL T. LAZUARDI S.