Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didampingi anggota Pamdal menggeledah ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura, Dewi Yasin Limpo, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, 21 Oktober 2015. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Jakarta - Ruang Lobi Utama Gedung Nusantara II yang kerap jadi jalur masuk ke ruang kerja Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto tiba-tiba ricuh saat belasan anggota lembaga swadaya masyarakat asal Papua mulai berteriak. Beberapa petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR berupaya menggeser para demonstran ke sisi kiri, menjauh dari jalur utama ke kantor Setya. Ketua Umum Rakyat Indonesia Menggugat Effendi Saman mencoba melawan dengan menolak penggeseran dan tetap berteriak. "Freeport harus diadili," kata Saman, Senin, 30 November 2015.
Tak sampai sepuluh menit, dua unit mobil angkut berjenis bak tertutup tiba di muka lobi utama. Puluhan anggota Pamdal berseragam biru dongker turun dan langsung berbaris sebelum merangsek serentak ke ruang lobi. Mereka langsung menuju ke kerumunan yang berisi anggota RIM, beberapa Pamdal berseragam biru laut, dan wartawan.
"Kalau mau menyampaikan tuntutan ke arah sana, jangan di sini," kata salah satu petugas yang merangkul Saman dan membawanya ke depan Ruang Wartawan di sisi kanan lobi utama.
Saman memaparkan tujuan aksinya yaitu mendorong parlemen dan Presiden Joko Widodo membatalkan upaya renegosiasi kontrak PT Freeport Indonesia. LSM yang mengklaim beranggotakan masyarakat asli Papua ini menuding perusahaan tambang tersebut telah menguras kekayaan alam Pulau Cenderawasih tanpa memberi kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
"Segera nasionalisasi aset-aset negara, jangan lagi bicara renegosiasi," kata Saman. "MPR dan DPR harus laksanakan sidang istimewa."
Pamdal membentuk barikade melingkar selama Saman dan anggota RIM menyampaikan aspirasi. Setelah selesai, Pamdal langsung merangkul beberapa anggota RIM dan membawanya ke luar Gedung Nusantara II. Puluhan Pamdal masih berjaga di lobi utama hingga seluruh anggota RIM ke luar.
Di area parkir, dua mobil angkut yang sebelumnya membawa puluhan anggota Pamdal justru menjemput anggota RIM. Petugas Pamdal berseragam biru laut memanggil dan menyuruh masuk anggota RIM yang justru asik menyebar dan selfie dengan latar Gedung Paripurna.