Eks Gerilyawan Moro: Ancaman Santoso Bagian Perang Global

Reporter

Kamis, 26 November 2015 17:54 WIB

Sejumlah personil Brimob berpatroli rutin di Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Poso Pesisir, Poso, Sulteng, 14 Maret 2015. Kapolda Sulteng, Brigjen Idham Azis, mengatakan sepanjang Januari-Maret 2015, sebanyak 12 warga Poso ditangkap terkait kelompok jaringan teroris pimpinan Santoso. ANTARA/Zainuddin MN

TEMPO.CO, Lamongan - Bekas kombatan perang Afghanistan dan gerilyawan Moro, Ali Fauzi, mempunyai pandangan menarik soal bos Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, yang hendak meledakkan Istana dan Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta.

Menurut pria 45 tahun itu, ancaman itu bagian dari skenario provokasi global imbas dari teror di Paris, Prancis. Santoso disebut-sebut sudah dibaiat bergabung dengan ISIS. “Ini seperti memancing aparat,” kata Ali pada Kamis, 26 November 2015.

Ali berujar, si pengancam sudah berhitung bahwa respons yang didapat akan sangat cepat. "Itu yang diinginkan."

SIMAK: Teroris Ancam Ledakkan Jakarta, Terkait Jaringan ISIS?

Namun, Ali berpendapat, kemampuan teroris di Indonesia cenderung melemah dalam lima tahun terakhir. Itu terlihat dari bom yang diledakkan di beberapa tempat yang hanya berkekuatan kecil. "Beda dengan sepuluh tahun lalu," ucap adik terpidana kasus bom Bali I, Amrozi dan Ali Ghufron alias Muklas, tersebut. Tidak ada lagi teroris yang memiliki kemampuan merakit bom seperti dr Azahari dan Noordin M. Top.

Pelaku teror sekarang, tutur dia, hanya mendapatkan kursus singkat tujuh-sepuluh hari di beberapa tempat di Indonesia. Tempatnya bisa di gunung-gunung atau lokasi terpencil yang tidak diketahui. “Kemampuan merakit bomnya terbatas,” kata warga Solokuro, Lamongan, ini.

Berbeda dengan anggota Jemaah Islamiyah yang diajari merakit bom di akademi Al-Qaeda, Afganistan, dan memahami amaliah atau operasi jihad. Namun gerakan Jemaah Islamiyah mengendur lantaran banyak tokohnya yang telah tewas, seperti Imam Samudra, Noordin, dan Azahari.

SIMAK
: Polisi Sebut ISIS Telah Menyebar di Lima Provinsi Ini

Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, menuturkan pemerintah tak perlu panik menanggapi ancaman teror Santoso. Jaringan Santoso, menurut dia, hanya beroperasi di Poso dan sulit menembus Jakarta. Kekuatan Mujahidin Indonesia Timur juga telah berkurang lantaran banyak tokohnya yang diringkus polisi. "Mereka tak cukup kuat untuk melakukan teror di Jakarta," ujarnya.

SUJATMIKO










Berita terkait

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

30 menit lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

5 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

6 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

9 jam lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

1 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

1 hari lalu

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

2 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

5 hari lalu

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.

Baca Selengkapnya