Setelah Salim Kancil, Pansus Garap Isu Penambang Tradisional

Reporter

Rabu, 25 November 2015 04:54 WIB

Aktivis lingkungan berunjuk rasa di Kantor Bupati Serang, Banten, 12 Oktober 2015. Dalam aksinya mereka mengecam pemerintah terkait pembunuhan Salim Kancil dan meminta peerintah untuk menutup penambangan pasir ilegal di Banten. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Khusus Pertambangan DPRD Jawa Timur melakukan rapat dengar pendapat dengan Bupati Lumajang, As'at Malik, di Kantor Bupati, Selasa, 24 November 2015. Persoalan carut-marut perizinan pertambangan pasir serta nasib penambang tradisional menjadi bahasan utama dalam rapat tertutup tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, ada 14 orang anggota Pansus Pertambangan DPRD Jawa Timur yang melakukan kunjungan ke Lumajang. Selain melakukan rapat dengar pendapat dengan Bupati Lumajang, anggota pansus turun ke lapangan untuk meninjau lokasi pengumpulan pasir serta lokasi penambang tradisional.

Anggota Tim Pansus DPRD Jawa Timur Thoriqul Haq mengatakan, pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah mengeluarkan rekomendasi atas izin lama penambang tradisional. "Jadi izin yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten berkenaan dengan tambang tradisional dipulihkan kembali oleh pemerintah provinsi," katanya seusai rapat dengar pendapat dengan As'at Malik.

Menurut Thoriq, izin yang lama dipulihkan kembali. "Bukan yang baru, yang sifatnya sementara sambil menunggu keputusan definitif," ujarnya. Selain itu, penambang tradisional yang sekarang belum punya izin atau yang sebelumnya melakukan penambangan ilegal, akan segera diakomodasi dan difasilitasi kabupaten untuk pengajuan izinnya.

"Dan nanti pemerintah Jawa Timur akan datang ke Lumajang untuk memverifikasi apakah izin baru ini layak dan sesuai atau bisa dapat izin atau tidak, berkenaan dengan lokasi yang tidak boleh berbenturan dengan penambang tradisional yang lain," katanya. Pansus DPRD Jawa Timur juga sempat mendengar sendiri keluhan dari para penambang manual tradisional Kalimujur di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh.

Dalam keluhannya di hadapan Tim Pansus yang langsung turun di bantaran Sungai Kalimujur, penambang tradisional melaporkan ihwal dugaan penyerobotan areal tambang mereka oleh investor besar. "Para penambang tradisional ini sudah mengurus izin, tapi di sisi lain ada dugaan pengurusan izin yang dilakukan penambang besar di atas lahan penambang tradisional," kata Thoriq.

Di hadapan para penambang, Thoriq menjamin akan mendahulukan penambang tradisional dan meminta Dinas Energi Sumber Data Mineral (ESDM) Jawa Timur untuk turun ke lapangan dan membantu pengurusan izin penambang tradisional.

Seperti diberitakan Tempo, ribuan penambang tradisional di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalimujur tidak bisa melakukan penambangan selama dua bulan terakhir ini. Para penambang tradisional ini sebelumnya menambang di DAS Kalimujur mulai Desa Kloposawit, Nguter, Gesang, Sememu, Jatisari, Tempeh Tengah, Lempeni, Tempeh Kidul, hingga Pandanarum.

Aktivitas mereka berhenti pascamoratorium penambangan sebagai dampak tragedi Salim Kancil. Hal ini berimbas pada penghasilan para penambang yang selama ini bergantung dari mengumpulkan pasir di DAS Kalimujur.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

18 jam lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

2 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

5 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

6 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

7 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

11 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

13 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

15 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

19 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya