Gaji Dokter Magang Naik Tahun Depan

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Minggu, 15 November 2015 06:55 WIB

Keluarga menggotong peti jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. Penghargaan yang diberikan oleh Andra atas jasanya melayani pasien di daerah pedalaman. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan Usman Sumantri mengatakan bantuan biaya hidup (BBH) yang diberikan bagi dokter yang tengah menjalani program internship hanya Rp 2,5 juta per bulan.

“Karena dokter-dokter tersebut berstatus magang atau in house training,” kata Usman saat dihubungi Tempo, Sabtu, 14 November 2015. Usman berujar, uang biaya hidup tersebut akan langsung ditransfer Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kementerian Keuangan ke rekening masing-masing dokter yang menjalani program internship.

Selain mendapatkan BBH, menurut Usman, dokter magang akan mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah tempat mereka menjalani program internship. “Sebagian besar dokter akan mendapatkan insentif yang berkisar antara Rp 1-6 juta, tergantung kemampuan dari daerahnya masing-masing. Selain itu, mereka juga akan mendapat jasa medik dari rumah-rumah sakit tempat mereka mengabdi,” ujar Usman.

Menurut Usman, pada 2016, Kementerian Kesehatan akan menaikkan BBH bagi para dokter yang mengikuti program internship. “Bantuan biaya hidup dokter internship pada 2014 Rp 1,2 juta per bulan dan pada 2015 naik menjadi Rp 2,5 juta per bulan. Pada 2016, bantuan biaya hidup dokter internship kembali akan dinaikkan menjadi sekitar Rp 3-4 juta per bulan,” kata Usman.

Usman pun mengungkapkan, kenaikan bantuan biaya bagi para dokter yang menjalani program internship tersebut sudah diajukan Kementerian Kesehatan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. “Kenaikan BBH tersebut juga telah mendapatkan persetujuan dari DPR,” ujar Usman.

Pada Rabu kemarin, seorang dokter yang tengah menjalani program internship, Dionisius Giri Samudra, atau biasa dipanggil Andra, 24 tahun, meninggal di Rumah Sakit Cendrawasih, Dobo, Kepulauan Aru, Maluku. Dokter yang mengenyam pendidikan di Universitas Hasanudin, Makassar, tersebut didiagnosis menderita penyakit yang diakibatkan virus campak dengan komplikasi infeksi otak atau ensefalitas.

Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan Pattiselano Robert Johan menjelaskan, pada akhir Oktober 2015, Andra sempat kembali ke Jakarta selama dua pekan. Saat kembali ke Dobo pada 7 November 2015, Andra berada dalam kondisi demam. Akan tetapi, karena rasa tanggung jawabnya kepada tugas, Andra pun memutuskan tetap menjalankan tugasnya di Dobo.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Ini Rangkaian Teror Paris: Stadion Bola hingga Konser Rock

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

7 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

8 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

18 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

35 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

36 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

54 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya