Kata Goenawan Mohamad : Mengapa Banyak Cerita 1965 di Frankfurt Book Fair  

Reporter

Sabtu, 31 Oktober 2015 19:13 WIB

TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta -Menjelang Frankfurt Book Fair 2015, komite nasional digempur kritik. Salah satunya mengapa dengan tema besar "17.000 Islands of Imagination" tapi yang muncul belakangan ada tema 1965.

Diskusi soal tema peristiwa 1965 yang digelar di Paviliun Indonesia termasuk salah satu yang cukup ramai. Tak hanya pencinta sastra dan pemerhati politik atau sejarah, diskusi itu juga dihadiri para eksil atau pelarian, hasil nyata dari peristiwa 1965.

Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut petikan wawancara Goenawan Mohammad dengan tim dari Koran Tempo, Ali Nur Yasin, Iqbal Muhtarom, dan Anisatul Umah di Yogyakarta, Rabu lalu.


SEBELUMNYA BACA:
Kata Goenawan Mohamad : Frankfurt Book Fair Proyek Sekali Seumur Hidup

Banyak yang menyoroti buku-buku yang ditampilkan lebih banyak tentang peristiwa 1965?
Mereka (FBF) yang memilih buku apa yang diterjemahkan, kita menawarkan sekian buku. Dari 200 buku yang terpilih, tak hanya soal 1965. Sebenarnya yang diminati bukan peristiwa 1965, melainkan Islam di Indonesia. Karena waktu itu juga ada persiapan pengadilan internasional tentang 1965. Itu kan gemanya sampai ke Frankfurt.

Di Frankfurt Book Fair, buku Laksmi Pamuntjak seperti yang ditonjolkan?
Buku Laksmi itu sudah diterjemahkan sebelum tim dibentuk. Novel Laksmi Pamuntjak dipilih sebagai novel luar Jerman yang terbaik. Kita tak bisa kontrol mereka yang memilih. Buku itu dipromosikan secara besar-besaran oleh mereka. Ternyata disambut baik. Itu buku terjemahan yang dicetak paling banyak, 15 ribu eksemplar. Laksmi menulis novelnya dalam bahasa Inggris, kemudian dia terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Nah, yang bahasa Inggris sudah beredar.

Dalam perhelatan FBF ini, paviliun Indonesia banyak menampilkan acara kesenian, padahal ini acara mengenai perbukuan?
Frankfurt Book Fair ini ajang bagi para penerbit buku, bukan festival sastra, bukan festival pengarang. Bodoh sekali kalau menganggap ini sebagai festival pengarang. Pengarang di sana hanya aksesori. Yang dipamerkan buku. Kalau ada pengarangnya, ya syukur. Kalau tidak, ya, tidak apa-apa.

Jadi, acara-acara kesenian itu menjadi salah satu yang mendongkrak?
Di Frankfurt itu ada proyek besar yang disebut Indonesia Lab. Jadi, didatangkanlah, misalnya, enam komposer Indonesia yang kerja sama dengan orkes terkenal di Eropa. Yang lain adalah kuliner, kita mendatangkan 11 chef. Kita bikin paviliun yang bagus sekali hingga semua orang kagum. Itu kerjanya luar biasa. Jadi, biasanya selama ini Indonesia kan hanya membeli. Sejak 2014 mencoba menjual dan ini berhasil.


TIM TEMPO

Berita terkait

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

7 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

48 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

53 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

53 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

14 November 2023

Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

Aliansi yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang itu menyampaikan keprihatinan mereka ihwal merosotnya Mahkamah Konstitusi atau MK.

Baca Selengkapnya