TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan anggotanya di Kepolisian Daerah Jawa Timur mengirimkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Surat itu terkait dengan kasus pemindahan kios Pasar Turi yang melibatkan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut Badrodin, pengiriman surat itu untuk melengkapi surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dengan terlapor Risma. "Di SPDP penyidik menulis diduga dilakukan oleh Risma sesuai laporan," kata dia ketika dihubungi, Minggu, 25 Oktober 2015. "Saya enggak tahu kenapa Kejaksaan menyebutnya tersangka."
Badrodin menjelaskan, kasus penyalahgunaan wewenang terkait dengan tempat penampungan sementara (TPS) pedagang di Pasar Turi ini dilaporkan PT Gala Bumi Perkasa pada Mei lalu ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur. PT Gala Bumi Perkasa merupakan pengembang Pasar Turi.
Kasus ini bermula dari kebakaran Pasar Turi pada 26 Juli 2007. Pemerintah Kota Surabaya lantas membangun kembali pasar tradisional tertua itu. Begitu pembangunan selesai, pemerintah tak segera meresmikan pasar ini. Salah satu penyebabnya, pemerintah meminta perubahan perjanjian kerja sama kepada PT Gala Bumi Perkasa selaku pengembang. Perubahan perjanjian ini tak kunjung menemui titik temu.
Pemerintah mengajukan perubahan perjanjian karena proyek pembangunan Pasar Turi senilai Rp 1,4 triliun itu melenceng dari perencanaan. Tarik-ulur antara Pemerintah Kota Surabaya dan PT Gala juga terjadi dalam soal hak atas bangunan di Pasar Turi. Perjanjian antara pengembang dan pedagang menyebutkan PT Gala memiliki hak pakai stan. Belakangan, perusahaan ini ingin haknya di Pasar Turi ditingkatkan menjadi hak kepemilikan bersama (strata title). Risma menolak keinginan itu karena tanah Pasar Turi milik pemerintah kota.
Badrodin menuturkan, dalam kasus ini, Risma pernah diperiksa sebagai saksi. Namun, ucap dia, dalam proses penyelidikan tidak ditemukan unsur pidana yang menjerat Risma. "Hasil gelar perkara, penyidik merekomendasikan menerbitkan SP3 pada 25 September," katanya.
Sabtu kemarin, ucap Badrodin, dia memanggil penyidik dari Polda Jawa Timur ke kantornya. Dari keterangan mereka, kata dia, penyidik menunda mengeluarkan SP3 lantaran ada pergantian Direktur Kriminal Khusus pada 22 September.
Karena pejabat baru sedang pergi haji, ucap dia, SPDP sebagai syarat SP3 saat itu belum bisa dikirim ke Kejaksaan. "Kasus ini sudah jelas, tidak ada unsur pidana yang menjerat Risma."
HUSSEIN ABRI YUSUF
Baca juga:
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah Sederet Fakta Mengejutkan
Ribut Risma Tersangka: 5 Hal Ini Mungkin Anda Belum Tahu
Berita terkait
Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang
4 hari lalu
PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.
Baca SelengkapnyaBantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan
5 hari lalu
Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan
Baca SelengkapnyaTermasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?
11 hari lalu
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta
11 hari lalu
Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta
12 hari lalu
Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRisma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP
15 hari lalu
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial
15 hari lalu
Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.
Baca SelengkapnyaMensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
17 hari lalu
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan
17 hari lalu
Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.
Baca SelengkapnyaMensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD
18 hari lalu
Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.
Baca Selengkapnya