Rencana Interpelasi Terhadap Anak Fuad Amin Terus Menguat

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 09:17 WIB

Bupati Bangkalan Muhammad Makmun Ibnu Fuad. antarafoto.com

TEMPO.CO, Bangkalan - Rencana penggunaan hak interpelasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, terhadap Bupati Bangkalan, Makmun Ibnu Fuad, terus menguat.

Dukungan untuk melakukan interpelasi tidak hanya dari partai oposisi, tapi juga partai pendukung Makmun, seperti Partai Demokrat, PDI Perjuangan dan PKB. Makmun yang lebih dikenal dengan panggilan Ra Momon itu adalah anak Fuad Amin Imron, terdakwa kasus korupsi dana migas yang saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Wakil Ketua DPRD Bangkalan, Abdurrahman, menjelaskan menguatnya dukungan terhadap interpelasi itu dipicu pelantikan lima komisioner Komisi Informasi Kabupaten Bangkalan padal Jumat, 9 Oktober lalu.

Abdurrahman menilai pelantikan itu cacat hukum dan melecehkan DPRD. "Lima komisioner Komisi Informasi yang dilantik tidak sesuai hasil rapat paripurna Dewan," kata politisi Partai Demokrat itu, Senin, 12 Oktober 2015.

Abdurrahman mengatakan, berdasarkan hasil fit and propertest terhadap 11 calon komisioner Komisi Informasi Kabupate Bangkalan yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Bangkalan, terpilihnya lima orang sesuai nilai uji tertinggi. Di antaranya adalah Aliman Haris, yang merupakan Ketua Komisi Informasi Bangkalan inkamben.

Namun, saat pelantikan jumat pekan lalu, nama Aliman Haris dicoret. Ra Momon justru melantik orang lain bernama Sri Sundari. Padahal berdasarkan hasil fit and propertest di Dewan, Sri Sundari hanya menempati peringkat 7, dua tingkat di bawah Aliman Haris yang berada di peringkat 5. "Kami minta pelantikan dibatalkan, yang dilantik harus sesuai rekomendasi Dewan," ujar Abdurrahman.

Meski belum ada pembicaraan resmi antar fraksi, Abdurrahman yakin semua fraksi dan seluruh anggota Dewan akan menyetujui penggunaan hak interpelasi terhadap Ra Momon.

Hal interpelasi bukan bertujuan untuk melengserkan Ra Momon, tetapi hanya untuk mendapat jawaban atas dicoretnya nama Aliman Haris. "Dari ngobrol sama anggota dewan yang lain, mayoritas sepertinya setuju gunakan hak interpelasi," ucap Abdurrahman.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, pencoretan nama Aliman Haris karena dari lima nama yang diloloskan Dewan tidak ada perwakilan dari pemerintah. Ada pun Sri Sundari pensiunan pegawai negeri sipil dianggap layak menjadi perwakilan pemerintah di Komisi Informasi.

Mantan anggota Pansus Seleksi Komisioner Komisi Iinformasi DPRD Bangkalan, Soeyitno, membenarkan informasi tersebut. Politisi PDI Perjuangan itu menilai cara yang dilakukan Ra Momon dengan mencoret Aliman Haris tetap keliru. "Kami sudah konsultasi dengan Komisi Informasi pusat, jika dari 5 komisioner yang lolos tidak ada unsur pemerintah, maka pemerintah menunjuk satu komisioner sebagai perwakilan, bukan mencoret yang sudah terpilih," tuturnya.

Soeyitno mendukung penggunaan hak interpelasi. Menurut dia, kesalahan berada di tangan panitia seleksi eksekutif bukan di DPRD. Sejak awal dari 11 nama calon komisoner yang diajukan panitia seleksi pemerintah, tidak ada keterangan adanya perwakilan dari pemerintah. Sehingga proses seleksi dilakukan sesuai data yang ada. "Saya menyarankan bupati berhati-hati terhadap saran dari orang dekatnya, kalau sarannya salah, merusak citra dia sendiri," kata Soeyitno.


MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

3 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

6 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

9 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

38 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

45 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

49 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

53 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

2 Maret 2024

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.

Baca Selengkapnya